Cerita Bokep Pengalaman Ngentot dengan bibi ku
Cerita 18+, Cerita Bokep, Cerita Sex, Tanteceritasange.com – Ini merupakan kisahku di saat aku masih Sekolah Menengah Pertama kelas tiga pada kota kembang, waktu itu aku lagi liburan di tempat tinggal kakekku pada daerah lembang, disana tinggal kakek serta keluarga bibi ku. Bibiku adalah kasir sebuah bank karena menikah dengan pamanku yang satu tempat kerja dia mengundurkan diri dan hanya menjadi mak tempat tinggal tangga, orangnya ayu, putih berlesung pipit menggunakan usia sekitar 27 tahunan. dia tinggal dirumah kakekku karena rumahnya sedang dibangun di daerah bogor sedangkan suaminya (adik ayahku) tinggal di kost dan kembali seminggu sekali.
aku dan bibiku sangat akrab sebab dia memang seringkali main kerumahku sewaktu belum berkeluarga dan waktu kecil sering tidur di kamarku bahkan ketika kuliah dia lebih sering tidur dirumahku dari pada di kostnya. Anaknya masih kecil berumur kurang lebih 1 tahun.
Suatu pagi aku kaget saat seseorang membangunkanku menggunakan membawa segelas teh hangat, “Bangun…. Males amat kamu disini biasanya kan lagi nyiramin taneman sama nyuci mobil”
“Males ah, liburan masak suruh kerja juga….”
“Lha masak kakekmu yg sudah tua itu suruh nyiramin bunga sendiri dan mobilku siapa yang nyuci…”
“Kan ada bi siti “
“Bi siti lagi sakit dia gak sempet…, bangun bangun ah males ya” dicubitnya pinggangku
“Udah udah geli ampun….” Kataku bangun sembari mendorong mukanya.
Kakekku kembali dari jalan paginya dan asik berbincang dengan temannya diruang tamu. aku kemudian pergi ke kamar mandi baru membuka baju bibiku mengetuk pintu ”Ram mandinya di sungai sekalian temenin aku nyuci, lagi mati lampu nih….. andi biar di jaga kakek”
“Ya siap boss…” ku buka pintu serta membawa cucian seember besar ke belakang tempat tinggal , bibiku mengikutiku sambil membawa handuk, pakaian ganti serta sabun cuci. di belakang tempat tinggal ada jalan kecil yg tembus ke sungai di pinggir kampung sungai itu dulu sangat ramai sang penduduk yang mandi atau mencuci tapi kini telah jarang yg memakai, hanya sekali waktu mereka mandi disungai.
“Sana di belakang batu itu aja, tempatnya adem enak…” dibelakang batu itu ada aliran kecil serta batu batu pipih disekelilingnya tumbuh-tumbuhan lebat itu kami bermaksud mencuci..ternyata telah terdapat seseorang wanita muda yg sedang mandi mengenakan kain batik ternyata putri tetangga sebelah rumahku
“eh ram tumben mau ke sungai….” ucapnya ramah
“Ya nih pada paksa bos… “
“Wah kalah duluan nih, nyuci juga kamu put “
“aku dah dari tadi.. kalo listrik mati gini baru pada ke kali, kalo gak baju bayiku kapan keringnya” katanya sembari keluar dari sungai serta mengambil handuk di tepi sungai.
Selendang batik itu menghasilkan lekuk tubuhnya dibagian depan terlihat menggunakan jelas sembulan dua buah dada yg sangat besar , sedang ditengah leher putihya terdapat sebuah kalung tipis yang menghasilkan dirinya terlihat ramping, dia kemudian membelakangi kami serta melepas selendang itu lalu mengusapkan handuk ke sekujur tubuhnya.
reflek saja aku kaget melihat pemandangan itu, walaupun membelakangiku tapi aku menggunakan kentara bisa melihat semua tubuh putihnya itu tanpa sehelai benangpun, bokongnya yang berisi telihat jelas selesainya dia mengusap tubuhnya sekarang dia mulai membasuh rambutnya yang panjang sehingga seluruh tubunya bisa kulihat, waktu aku membasahi cucian kemudian duduk.
”Kapan kamu kesini ram..”sambil memiringkan tubuhnya tetek gedhenya terlihat, aku kaget dengan pertanyaannya.
“Apa put aku lagi gak konsen..” dia memalingkan badan kearahku
“Ati-ati disungai jangan ngelamun, kamu kapan datang..”
“Oh aku baru kemarin..” kataku sembari mencelupkan baju-baju ke air dan mataku tentu saja mengarah ke 2 teteknya yang tanpa sengaja diperlihatkan,.
Bibiku bergerak menjauhi kami, mencari daerah untuk buang air sebab sejak tadi dia kebelet berak.
“Anakmu umur berapa teh.. kok gak diajak “ kataku
“Masih 1 tahun 1/2, tadi sama adikku jadi aku tinggal nyuci” sehabis rambutnya agak kering ia kemudian memasang handuknya dipinggangnya serta membalikkan tubuhnya tangan kanannya menutupi mencoba menutupi teteknya yg ukuran wah itu walaupun akhirnya yg tertutupi cuma ke 2 putingnya sedang tangan kirinya mencari celana pada di atas batu itu setelah menemukannya, dia lalu membalikkan badannya dan menaikkan handuknya, celana berwarna putih itu terlihat cukup tipis serta seksi di pinggir-pinggirnya terdapat bordir kecil bermotif bunga.
“Anakmu siapa namanya…?”
“Intan.. cantikkan “ dia berbalik, pakaian pada tipis sudah menutupi memek dan pinggangnya itu sejenak dia melihatku dan lalu melepaskan tangan kanannya dari teteknya sepertinya dia nyaman menawarkan teteknya padaku sebab dari tadi aku cuek serta membasuhi baju kotor padahal adikku sedari tadi gelisah.
ia kemudian duduk dan membilas selendang batiknya
“cantik sih namanya.. tapi belum lihat wajahnya secantik emaknya gak ya..”
“Ya pasti lah.. emaknya aja cantik anaknya ikut donk” jawabnya dengan sombong, kusiramkan air ke arahnya segera dia berdiri dan membalas siramanku.
“Maaf salah cetak harusnya, maknya aja jelek apalagi anaknya…” kami pun akhirnya saling menyiramkan air sesudah beberapa saat dia kewalahan menahan seranganku.
“Ampun ampun…” ucapnya sambil ketawa cengengesan, akupun menghentikan seranganku tapi kemudian dia malah berdiri mengambil ember dan menghampiraku menyiramku sehingga seluruh bajuku basah kuyup, aku kaget dan reflek merogoh ember ditangannya dia kemudian membalikkan badan buat menjauhkan darinya, tanpa sadar tubuhku memeluknya serta satu tanganku ada pada dadanya yang terbuka. Akhirnya aku bisa meraih ember itu, ia berusaha melepaskan dari dekapanku tapi sia sia aku telah siap, ku ambil air dan meletakkanya diatas kepalanyaa
” Ampun ri,, aku dah mandi.. awas lo ntar gua bilangin kakekmu “ aku tetap saja memegang badannya serta mengancam, akhirnya ia berbalik serta dengan leluasa aku menyiram ke sekujurtubuhnya lalu tanganku mengelus elus tubuhnya
”nih aku mandiin lagi hehehhe,……” sekujur tubuhnya basah termasuk celana dalamnya sehingga isi didalamnya samar samar terlihat, kami tertawa geli dicubitnya pinggangku hingga lumayan lama ”aduh ampun sakit “ kataku sembari menarik tangannya, buat beberapa waktu kami saling memandang sembari tertawa geli, kami lalu ke tepi sungai buat mengambil handuk, dia kemudian kembali mengeringkan air ditubuhnya sementara aku sembari duduk disampingnya sembari mengeringkan air di kepalaku.
Wajahnya tampak cemberut, pada usapkannya handuk ke muka serta rambutnya lalu mulai turun ke 2 buah dadanya kemudian turun ke perutnya yang kecil lalu turun ke selangkangannya kemudian dia merunduk dan menyeka kakinya, kemudian melemparkan handuknya yang basah ke mukaku, aku lalu menggunakan handuknya itu buat mengusap muka (lumayan aroma tubuhnya masih nempel nih) aku lalu mengembalikan padanya.
di ikatkannya handuk itu di pinggang lalu duduk tepat pada depanku serta di turunkannya celana dalamnya, sebab ikatannya kurang bertenaga sesudah celana dalamnya berhasil melewati kaki indahnya handuk itupun ikut terbuka sehingga isi selangkanganya terpampang di depanku.
“Eit…” katanya sambil tangan kanannya menutupi memeknya, aku tersenyum
“Kelihatan nih ye…” kataku sembari memalingkan muka, kakinya menendang tubuhku, lalu di usapkannya handuk itu ke tengah selakangannya yg masih tidak mengecewakan basah karena mengenakan celana pada basah.
aku kemudian memandang balik kearahnya nampaknya dia merasa nyaman saja mengetahui memeknya di lihat aku , diusapkannya ke arah rambut-rambut pubis tipisnya lalu dia mengusap bibir-bibir coklatnya bawahnya yg masih kencang sembari tersenyum sendiri.
“Awas nanti gila lho senyum sendiri…” dia menghentikan usapannya sambil membetulkan posisinya
“iya kalo lama-lama deket sama kamu bisa gila …” ucapnya sembari berdiri
“Eh, bau …” sambil kututup hidungku yang sempurna berada didepan memeknya
“coba cium,” katanya sambil menarik mukaku serta menempelkannya di memeknya yg sudah ditutupi salah satu tangannya. Tanganku merogoh tangan yang menutupinya
“Rambutnya kok gak rapi gak pernah dicukur ya,,,,” kubelai rambut bawahnya kemudian beranjak membuka kedua bibir bawahnya ”Dah punya anak masih kenceng aja nih kulit..” kataku sambil megelus elus memeknya menggunakan handuk sementara dia membalut tubuhnya dengan handuk sehingga kepalaku berada didalamnya.
aku kaget dan membuka handuk sambil mencari bibiku takut ketahuan, kepala bibiku tampak masih terdapat dibelakang batu besar disamping sungai itu lagi asik membuang hajat..
“Berani cium gak lima Ribu deh… “ dibukanya kembali handuknya sambil tersenyum menantang, memeknya tampak begitu menggairkan.
“Gak ah bau tuh.. tambah deh 10 “ kataku cengengesan
“Deal…” ucapnya sembari duduk jongok Mukaku kumajukan buat bisa mencium memeknya, pelan-pelan kubuka bibirnya dan ku elus elus semua memeknya sembari menutup hidung seperti mau minum jamu. kemudian ku buka dan mulai mengeluarkan lidah, putri nampak melihat kesekeliling kemudian aku mulai menjilat dengan pelan ke paha kanan kemudian kiri dan akhirnya menjilati memeknya dia tampak mengerang geli,
“Ih…” katanya pelan, lidahku yang masih menempel kemudian kumasukkan kedalam memeknya dan menggerak gerakkan memutar sehingga dia tambah geli. sehabis kurang lebih 5 dtk ku tarik mukaku.
“Memek lo bau juga ya… mana 10 ribunya..?” dia menutupi kembali memeknya dengan handuk dan berdiri.
“Ntar ya dirumah, mang aku bawa dompet apa? daa…” belum puas ngotak-atik mesin bmw (bulu memek perempuan ) dia telah pergi, yah akhirnya aku hanya bisa mengembalikan tenaga sembari melihat dia berlalu,
* * *
bibiku akhirnya merampungkan BAB nya aku masih berendam bermain main di sungai sembari mengembalikan energi.
Kami kemudian asyik mencuci sembari ngobrol seru-seruan, bibi mencuci dan aku membilasnya, sekali waktu kami saling menyiramkan air sehingga baju kami basah semua akhirnya baju yg kami terselesaikan semua aku mulai membuka semua bajuku sehingga hanya menyisakan celana kolorku saja, ad interim bibiku yang dari tadi berhadapan denganku menggeser duduknya menyamping, lalu menaikkan dasternya lalu celana putih pelan pelan turun asal pahanya mulus bibiku lalu dia menghadap balik padaku dengan posisi kaki lebih rapat, tidak seperti tado dimana kadang aku bisa melihat celana dalamnya.
“Ih celana dalamnya dah di bolong nih…” kuangkat celana dalamnya, bibiku segera menyambarnya
“Mana? Masih baru nih..” jawabnya sambil melemparkannya kepadaku. dia kemudian menurunkan dasternya serta mencopot kutang dari tempatnya dan lalu menaikkan kembali dasternya, tanpa segaja dia membuka kakinya sehingga bulu bulu tipis terlihat diantara pahanya terlihat kentara didepanku, dia menunduk mencuci bhnya sehingga teteknya menyembul diantara belahan dasternya,
“Sini kolormu dicuci sekalian…” aku bengong mendengarnya,
“Copot sekalian gih kolormu.. “
“Wah gak bawa celana dalam bi….” Bibiku tidak menjawab dan memegang kolorku, akhirnya aku berdiri serta membuka pelan-pelan kolorku sehingga adikku menampakkan diri.
“Lho dah sunat to kamu ?” dilihatnya burungku yang masih imut-imut plus rambut yg baru tipis tipis, ku pegang burungku sembari melirik kaki bibi yang sedikit terbuka.
“Dah lama ya kita gak mandi bersama…” ia tersenyum
“iya dulu pas masih Sekolah Dasar kamu hanya mau mandi bersama aku mang kenapa sih ?”
“Ya milih yang mengagumkan donk, masak sama mak ijah kan dah di keriput semua,…” ia lalu membuka dasternya sehingga semua tubuhnya terbuka serta menggeser duduknya menyamping.
“Sana taruh di pinggir “
aku kemudian meletakkan cucian lalu kembali ke tempatnya. Teteknya yg bersih serta putih walaupun tak sebanyak punya putri terlihat masih sama mirip dulu, tubuhnya yang putih sintal dan rambut yg tergerai menghasilkan seluruh orang pasti mengakui dia wanita ayu.
“Ssst lihat memeknya donk bi…” ia melengos dan menutupi pangkal pahanya menggunakan tangan, aku menarik tangannya terlihat rambut-rambut tipis berada di tengah
“Hiii… bulunya habis dicukur ya…” dia tersenyum geli, dia kemudian menggeser duduknya sehinga tepat didepanku
“Kok tau… indah kan” dibelai nya rambut pubis itu bangga
“Ya tau lah… dulu kan lebih tebal dari ini….mang napa dicukur”
“Nggak lagi pingin aja … kalo mau dateng bulan aku biasa cukur, kalo gak tak cabut pake lilin, kalo rapi kan sehat….”
Kakinya yang rapat membuat aku hanya kebagian melihat rambutnya saja.
“Lihatin donk….” Kataku sambil mengelus elus pahanya tangannya menghela tanganku asal pahanya tapi kemudian aku balik mengelusnya sehabis itu dia melihat tajam kepadaku, pelan-pelan tanganku berhasil menggeser satu kakinya sehingga memeknya sedikit terlihat.
“Wah masih sama kaya dulu ya.. walaupun dah punya anak masih terlihat kenceng punyamu” dia tersenyum mendengar bualanku serta membiarkan aku melihat seluruh isi memeknya, tanganku mulai membelai memeknya pelan lalu mengusap-usapnya.
“Jangan nakal ah.. geli..” aku permanen saja mengelus elusnya
“Mandi sana.” Tangannya mendorong mukaku sehingga aku terjatuh, dia lalu berjalan kearah air yang dalam kemudian berenang renang kecil
“ram ambilin sabun donk…” aku duduk mendekatinya serta mengacungkan sabun, ditariknya tanganku sehingga aku jatuh dia tersenyum aku kemudian membalas menggunakan menyiramkan air kemukanya setelah beberapa saat bercanda di dalam air dia lalu naik ke sebuah batu untuk membersihkan diri dengan sabun. menggunakan menghadap kepadaku dia mulai meletakkan sabunnya dileher jenjangnya, pelan pelan turun ke teteknya, kemudian ke tangan dan kakinya dan berahir pada memeknya selesainya itu dia kemudian menggosok badannya buat memperbanyak busa. aku keluar dari air serta duduk pada sampingnya dia menggosokkan sabun keseluruh tubuhku asal muka hingga ke kaki, menggunakan kalem ia menggosokkan sabun di penisku.
“Dah gede kamu ram, burungmu dah ada rambutnya..”
Lainnya
Cerita Bokep Ngentot dengan mama kandung ku
“Ya donk masak mau kecil terus…” dia lalu membalikkan badannya dan berdiri sembari memintaku menggosok punggung serta bokongnya yang belum kena sabun, waktu mengosok bokongnya pelan-pelan tanganku ku senggolkan ke memeknya nampaknya dia cuek saja dengan terus asik menggosok tubuhnya menggunakan sabun, aku mulai memberanikan diri mengelus dari belakang kedua payudaranya. dia membalikkan badan, membiarkan aku mengelus elus payudaranya dan
seluruh tubuhnya dia mengelus kakiku dan sesekali mengelus penisku.
ia lalu terduduk, seperti umumnya kalo mandi dia selalu terdiam beberapa waktu membiarkan sabun meresap ditubuhnya. aku yang masih berdiri didepannya dengan penis tepat di mukanya, dia kemudian memain-mainkan penis itu,
”di bersihin donk ram burungnya, nih masih ada kotorannya” katanya sambil mengelus penisku, aku hanya diam keenakan. kemudian dia berbaring pada atas batu, aku duduk disamping kakinya sambil mengelus memeknya serta menyiramkan air sehingga semua memeknya kelihatan.
“Dah jangan main itu terus ah geli …” ia tersenyum menutupkan kakinya aku kemudian menarik kakinya sehingga sekarang tubuhku berada diantara kakinya. tanganku mulai menggosok-gosok lagi kali ini jariku mulai masuk ke memeknya, dia bangun
“Geli ah ram.. “tanganku kali ini berhasil diusirnya, tanpa sadar dia mulai melihat burungku yg mulai berkembang serta menggantung.
“Burungmu dah mulai bisa berdiri ram…” dielusnya burungku pelan, semakin lama burungku makin besar karena tidak tahan akan elusannya.
“kamu dah pernah ngimpi basah ya.. “ aku mengangguk kemudian
“ Bi.. kamu gak lagi mens kan?” dia tersenyum lalu membimbing tanganku pada dadanya
“Sini bibi ajarin ngelonin cewek…” aku mengikuti saja bimbingan tangannya mengelus pelan teteknya kemudian melintir putingnya.
“yang mesra donk ram anggep aja aku cewekmu “ dia kemudian mencium pipiku dan mendorong mukaku ke teteknya, aku ciumi semua bagian teteknya lalu menghisap pelan putingnya, ada air keluar asal susunya aku makin keras menyedotnya sementara bibi mengusap kepalaku sembari merem menikmatinya. kemudian aku menjilati perut dan turun ke rambut memeknya, ke paha kemudian menengelamkan mukaku ke memeknya, tetapi tangan bibiku mencegahnya.
“kamu gak papa ram?” ucapnya pelan “Gak papa bi, sekalian buat pengalaman
“dia kemudian menyiramkan air ke memeknya setelah itu kucium dan kujilati memeknya beberapa saat, sementara tanganku dibimbing untuk tetap mengelus dadanya. dia rupanya terangsang dengan jilatanku, erangan-erangan kecil dan tekanan tangannya pada rambutku mengisyaratkan dia telah mulai terangsang. Merasa cukup ku hentikan jilatanku lalu duduk di depannya dia kemudian melek sembari mengelus serta memutar burungku.
“enak kan…?” jawab nya manja, aku lalu berdiri, penisku tepat berada di mukanya, beberapa ketika dia membisu lalu dia menutup mata serta mencium penisku
“Kalo jijik gak usah di emut …” ia melepaskan mukanya dan kembali mengocok dengan tangannya.
ia kemudian duduk diatas batu sambil mengangkan meminta aku memasukkan penis ke memeknya
“ di gesek aja ya, jangan dimasukkan.. punya pamanmu nih..” aku kemudian menggesekkan penis ke memeknya sementara tanganku menggoda teteknya.
“Bi sekalian masukkin ya.. izin ngajarinnya komplit..” ku masukkan tanganku ke memeknya,
“Jangan sama pacarmu saja, kasihan perjakamu…” aku kemudian mencoba memasukkannya pada memeknya dua kali mencoba ternyata penisku belum bisa tembus juga, bibiku tersenyum geli
“Tuh kan gak bisa, sini…” ditariknya penisku, di elus kemudian dimasukkan pada memeknya, rasanya sempit sekali memeknya, baru setengah penis masuk bibiku mengeluarkan kembali suara
“Susah kan… makanya pelan pelan” dia kembali memasukkan, kali ini lebih dalam, dia balik menarik tubuhnya sehingga penisku lepas. Tanganya lepas dari penisku, tanganku yang mau mengarahkan penisku di tariknya mengindikasikan dia pingin aku memasukkan tanpa bantuan.
2 kali mencoba tidak berhasil lagi akhirnya bibiku yg memajukan memeknya, sekali maju masuk,
“uh…. enak bi …” dia kemudian menggoyang pinggulnya memberikan tekanan keluar masuk di penisku, aku merem melek menunda lezat sembari membantunya mengelus tubuhnya,
“sini bagianmu…” ia kemudian diam membiarkan aku melakukan keinginanku ku. aku tuang hingga semua penisku masuk lalu bergerak pelan semakin lama semakin cepat menggoyang maju mundur.
“keren ram.. yuk.. ah…. ah… terus sayang….” aku menurutinya beberapa saat dia meminta aku mengubah posisi kini dia menungging pada depanku dengan sigap kumasukkan penisku berulang ulang
‘oh yaa … enak bi… enak….” 5 mnt kemudian ia memintaku duduk dia berdiri dihadapanku memeknya kuciumi sebentar lalu dia menduduki kakiku,
“ayo aku dah mau keluar.. kamu mau nemenin kan…” dia kemudian memasukkan memeknya serta bergerak turun naik sementara muka dan tanganku memegang teteknya
“bii…. Jangan cepet-cepet aku gak kuat nanti…”
“yuk sayang… bibi juga gak lama lagi ..” aku melepas tangan dari susunya dan berkonsentrasi menahan goyangan maut memek bibiku..
“uh.. ah… “ bergantian kami mengucapkannya
“Stop bi… aku mau keluar …” aliran seperti listrik seakan menjalar ditubuhku.. bibi melepaskan memeknya, lalu mengocok penisku pada hitungan ke 5 air maniku benar keluar
“crot,,,,” mengarah pada tubuhnya.. aku lemas sembari menyedot tetek bibiku aku mengatur nafas setelah berhasil mencapai zenit
“Wiih enak banget bi…. ahh” kataku pelan, dia tersenyum dan mencium pipiku sambil mengelus-elus teteknya, selesainya beberapa istirahat bibiku menuangkan air ke mukaku
“udah mandi yuk…” aku menarik tangannya
“Makasih ya bi… maaf kebablasan” ia tersenyum
“sini tak bantu nyampe orgasme..” kataku sembari mengelus memeknya, aku kemudian mencium tetek kemudian memeknya, aku kemudian memasukkan jariku di memeknya dia merem melek kemudian aku memasukkan berkali-kali serta menggelitik memeknya, dia benar-benar terangsang. Tangannya memegang penisku yg telah tak kencang lagi kemudian mengarahkan mukanya pada penisku, semakin lama goyangan tangan ku makin kencang, hingga akhirnya bibiku mengerang ngerang kemudian memasukkan penis di mulutnya.. dia menggelinjang dan ahirnya dia berteriah “uhhhhhhh,,,,,,” dilepaskannya penisku serta berguling di batu itu, ku belai rambutnya menemani di puncak kenikmatan.
lalu kami berdua masuk kembali ke air membersihkan residu sabun
“ Jangan diulang ya… sekali aja “ ucapnya sambil mencubit paha depanku
“Ya deh bi,, kalo kuat ya.. tapi kalo lihat tubuh bahenol ini kayaknya aku gak tahan” kucium tengkuk bibi sambil mengelusnya, dia membalas
“Janji ya, jangan goda aku lagi…” aku diam sembari memeluknya.
Hello,
We have a promotional offer for your website ceritasange.com.
If You Want FREE, Targeted Traffic
From The TOP 3 Free Traffic Sources,
Then Pay Close Attention…
See it in action: https://goldsolutions.pro/TrafficSniper
You are receiving this message because we believe our offer may be relevant to you.
If you do not wish to receive further communications from us, please click here to UNSUBSCRIBE:
https://goldsolutions.pro/unsubscribe?domain=ceritasange.com
Address: 209 West Street Comstock Park, MI 49321
Looking out for you, Ethan Parker
Dear ceritasange.com owner,
Add your website to Google-Search Index to have it displayed in search results!
Please visit the link below to add ceritasange.com now: –>
https://SearchRegister.info/