Cerita Bokep Netflix mengundah gairah
Cerita 18+, Cerita Bokep, Cerita Sex Cerita 18+, Cerita dewasa, Cerita Sange, Cerita sex, Fantasi
ceritasange.com – Namaku Evan. Aku adalah seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi swasta yang cukup terkenal. Salah satu adik tingkatku adalah aktris sekaligus penyanyi bernama Naura Ayu. Kami saling tertarik dan akhirnya kami berpacaran. Kedua orangtuanya sangat baik kepadaku meski aku pria biasa-biasa aja. Aku bukan orang terkenal seperti Naura dan Ibunya. Jujur, aku sayang sekali padanya dan tidak ingin menyakitinya, apalagi setelah mendengar cerita soal perpisahannya dengan mantannya.
Malam Sabtu
Di tengah malam yang sejuk, Aku dan Naura memutuskan untuk menghabiskan waktu dengan menonton film favorit kami di Netflix. Kami telah merencanakan malam ini sejak beberapa hari yang lalu
merencanakan malam ini sejak beberapa hari yang lalu, dan kami benar-benar sangat antusias untuk menikmati momen bersama. Kedua orangtua Naura dan kedua adik Naura sedang berlibur ke Hong Kong, pembantu Naura sedang cuti pulang kampong, sedangkan Naura harus tinggal sendiri di Jakarta karena urusan pekerjaan.
Aku menyiapkan camilan favorit kami – popcorn karamel dan minuman dingin. Sementara itu, Naura mengatur proyektor dan mempersiapkan ruangan agar nyaman. Kami memutuskan untuk menonton film drama romantis yang baru dirilis, yang telah mendapatkan banyak ulasan positif.
Saat film dimulai, kami duduk berdampingan di sofa, dengan selimut lembut menyelimuti Kami. Mata Naura terpaku pada layar, sementara Aku diam-diam mencuri pandang ke arahnya, tersenyum melihat betapa terpesonanya Naura dengan adegan-adegan di film.
Ini benar-benar film yang bagus,” bisik Naura sambil menyandarkan kepalanya di bahuku. Aku mengangguk, setuju, sambil merangkul bahu Naura dengan lembut.
Ketika adegan-adegan emosional di film mulai bergulir, Naura merasa hatinya tergerak. la meneteskan air mata saat melihat perjuangan dan cinta yang ditunjukkan oleh karakter utama. Aku, merasakan emosi yang sama, menggenggam tangan Naura lebih erat, memberikan dukungan dan kehangatan.
“Terima kasih sudah memilih film ini,” kataku dengan suara lembut. Naura menoleh dan tersenyum, merasa bahagia bisa berbagi momen ini dengan seseorang yang sangat dicintainya.
Film berakhir dengan adegan yang manis dan penuh harapan, membuat keduanya merasa hangat dan bahagia. Kami duduk sejenak, menikmati keheningan setelah film, merenung tentang kisah yang baru saja
Kami tonton.
Aku sangat suka malam ini,” kata Naura sambil memandangku. “Thanks sweetie.”
“You’ re welcome, honey,” balasku. “Setiap momen bersamamu selalu istimewa.”
Kami saling memandang dengan penuh kasih, dan dalam keheningan malam itu, cinta kami terasa semakin kuat. Menonton film bersama bukan hanya tentang hiburan, tapi juga tentang kebersamaan, berbagi emosi, dan menciptakan kenangan indah yang akan selalu kami ingat.
Perlahan-lahan aku mendekatkan wajahku, dan segera kulumat bibirnya yang empuk dan terasa lembut sekali, hingga kugigiti perlahan. Lidahku juga mulai menggeliat ikut meramaikan suasana, dan menyelusup masuk kedalam mulutnya melalui celah yang terbuka, tak kuduga Naura menyambut dengan hangat kehadiran lidahku, ia mempertemukan lidahnya dengan milikku dan langsung kupijati lidahnya dengan lidahku. Kujilati seluruh rongga mulutnya sepuas-puasnya, lidahnya kusedot, Naura pun mengikuti caraku, sehingga tak lama kemudian sekeliling mulut kami agak belepotan dengan dengan air liur.
“Ehmm, tunggu… tunggu dulu.” Naura sedikit mendorong dadaku hingga aku menghentikan lumatanku pada bibirnya. Sejenak aku terkejut.
“Kita pindah, yuk. Di kamar lebih enak.” lanjutnya
Aku pun tersenyum dan bangkit berdiri sambil membantu Naura untuk bangkit pula. Tanpa melepaskan tanganku, Naura menarikku untuk terus masuk kedalam kamarnya. Kamarnya cukup mewah, tidak heran karena ini adalah kamar seorang artis terkenal. Setelah masuk kedalam kamar, Naura mengunci pintu kamarnya, lalu duduk di pinggir tempat tidurnya yang empuk. Aku segera berlutut didepannya dan karena perbedaan tinggi kami yang cukup jauh, kepala kami justru malah sejajar.
Aku meraih ujung kaus yang ia pakai dan menariknya keatas. Naura mengangkat tangannya hingga memudahkanku menarik kaus itu hingga lepas, memperlihatkan kedua payudara muda berukuran sedang yang begitu mengkal dan menggoda, aku menahan nafas sejenak, Kulitnya yang putih bersih dan halus, tampak bercahaya. Batang kemaluanku seketika berdenyut-denyut dan mulai mengeras. Sebuah pemandangan yang merangsang, payudara indah milik seorang artis muda yg super imut.
“Hi hi,ngeliatin apaan sih? Sampai segitunya.” la menggodaku
Mendengar itu aku langsung tersadar dan meneruskan seranganku. Kedua tanganku langsung menangkup payudara yang telah terbebas dari halangan tersebut, dan dengan lembut memijat dan meremas payudara yang halus kenyal milik Naura. Rangsangan pada payudaranya membuat puting susu Naura mengeras dan mengacung, warnanya kini kemerahan, ia telah terangsang berat. Untuk beberapa lama, aku terus meremas remas payudara itu, terkadang memuntir-muntir putingnya, sambil tidak lupa menciumi mulut, bahu, dan leher Naura.
Ciumanku kini turun hingga ke puncak dadanya. Lidahku menyapu pentilnya, lalu bergerak memutari seluruh daerah puting susuku sebelum akhirnya menghisapnya dengan gemas sampai pipiku kempot. Kugigit-gigit perlahan dan kumainkan dengan lidahku. Sementara satu tanganku memilin-milin ujung dadanya yang satu lagi. Aku lalu mengecupi dan menyedot kuat-kuat permukaan payudaranya, hingga merintih dibuatnya. Entah sadar atau tidak, tangannya meremas dan menarik kepalaku sehingga semakin terbenam di kedua gunung kembar yang
putih dan padat itu.
Tanganku yang satu lagi mulai bergerilya menyusuri pahanya, sedikit meremas-remas merasakan lembut dan halusnya daerah itu, terus hingga akhirnya tanganku menyentuh ujung celana dalamnya lalu bergeser sedikit lagi ke tengah. Celana dalamnya terasa sudah lembab. Tanganku menemukan gundukan lunak yang erotis dengan belahan tepat ditengah- tengahnya. Aku tak kuasa menahan gejolak hati lagi, kuremas gemas gundukan itu. Naura memejamkan matanya rapat-rapat dan menggigit bibir bawahnya. Aku lalu menyusuri belahan tersebut dari luar dengan jariku, naik-turun dengan perlahan. Erangan pun keluar dari mulut Naura sambil semakin melebarkan pahanya, mempersilahkanku untuk menjelajahi daerah itu sepuasku.
“Hsss…, oh!” Naura terus mendesah.
Akhirnya tanganku menyusup kebalik celana dalam itu, dan merayap mencari liang yang ada di selangkangan Naura. Dan ketika menemukannya Jari- jari tanganku mula-mula mengusap-usap permukaannya, terus mengusap-usap dan ketika sudah terasa basah,
jari-jariku menyusuri belahan pada bukit kecil itu. Susuran jariku di sepanjang belahan vagina itu perlahan semakin dalam dan dalam, hingga akhirnya bergerak masuk, menusuk kedalam liangnya. Masih amat sempit, kedua jariku hampir tidak bisa masuk, namun dengan perlahan, sedikit demi sedikit, kedua jari itupun sedikit menembus liang vagina yang masih perawan itu, merayap masuk untuk kemudian menyentuh dinding-dinding dalam liang itu.
“Ahhh.. Ahhh..” hanya suara erangan yang muncul dari bibirnya.
Ketika tanganku menggosok klitorisnya, tubuh Naura bergetar pelan, sementara itu batang kejantananku seperti akan meledak menahan tekanan yang demikian besarnya. Aku lalu mendorong jari-jariku untuk masuk lebih jauh perlahan-lahan, lalu menariknya keluar, lalu mendorongnya masuk kembali, begitu seterusnya dan semakin lama semakin cepat. Rintihan Naura makin keras, ia bahkan mengalungkan kedua lengannya ke leherku, menarik wajahku mendekat dan melumat bibirku dengan buas.
Batang kejantananku sudah membengkak maksimal dan tak tahan lagi, maka aku segera berdiri dan kulucuti bajuku hingga tinggal tersisa celana dalam saja. Dan ketika kutanggalkan celana dalamku, sekilas aku melihat Naura mendelik bahkan melotot melihat batang penisku yang sudah berdiri tegak.
Setelah aku telanjang bulat, pelan-pelan tubuh Naura kurebahkan ke atas ranjang dan tanpa ragu lagi kupelorotkan celana dalam Naura tanpa perlawanan, bahkan ia sedikit menaikkan pantatnya untuk membantuku meloloskan celana dalamnya. Pemandangan indah langsung terpampang didepanku. Vagina gadis belia yang masih rapat, belahannya yang tipis ditumbuhi rambut halus yang masih jarang. Bukitnya yang besar putih sekali. Dan ketika kutekuk lutut Naura lalu kubuka kakinya, tampak bibir kemaluannya masih bersih dan sedikit kemerahan warnanya…
Segera saja aku menindih dan mencumbuinya sambil kutuntun batang kejantananku ke arah liang kewanitaan Naura.
Liang vaginanya yang telah kebanjiran seharusnya memudahkan batang penisku menyelinap ke dalam. Kusodok pelan-pelan tapi tidak mau masuk-masuk, aku sodok lagi terus hingga dia pun merintih rintih, “Ahh…, aahh…”
Akhirnya aku rasakan kepala penisku menerobos belahan vaginanya, tapi baru kepalanya saja rintihan Naura sudah berubah jadi jeritan tertahan, tapi aku sudah tidak peduli lagi. Sedikit-sedikit kudorong maju, mundur sedikit, maju lagi, mundur, maju, mundur. Lalu dengan satu hentakan yang keras aku sodok kuat-kuat hingga aku rasakan batang penisku amblas hampir seluruhnya kedalam liang vagina Naura. Jeritan Naura pun tak tertahankan. Aku telah merenggut keperawanan seorang Naura Ayu! Ternyata dibalik pose-pose fotonya yang hot itu, Naura masih perawan.
“Evaaaan! Saakiiitt!” Naura pun meronta berusaha mengeluarkan penisku dari dalam vaginanya.
Namun aku segera menindih tubuhnya dan memegang kedua tangannya, hingga ia tak berkutik. Aku berusaha menenangkannya dan berkata “Tahann.. Nau… cuman sebentar kok…
Aku menikmati jepitan vaginanya yang keras sekali, batang penisku seperti diremas-remas rasanya di dalam kewanitaannya. Aku lalu melumat bibir indah Naura untuk meredam rintihan yang keluar. Sejenak yang terdengar dalam ruangan itupun hanya erangan dan rintihan yang tersumbat.
“Nau, Aku genjot yah” kataku kemudian.
Naura hanya mengangguk, lalu aku pun mulai “bekerja”, penisku kutarik pelan-pelan lalu majukan lagi tarik lagi, majukan lagi.
Naura pun mengernyit kesakitan, dan mendesis keras, “Aahh…, ahh…, ahhkkhh…”
Penisku yang bergerak keluar masuk liang vaginannya itu dengan perlahan, terasa sangat nikmat sekali seakan-akan aku lagi berada di suatu tempat yang kunamakan surga…
“Enak Nau?”, kataku. Dia cuma mengangguk pelan sambil tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan, “Aahh…. aahh…”
Akupun menambah kecepatanku dan kini menggenjotnya dengan brutal. Erangan Naura pun berubah jadi jeritan.
“Vaaaan! pelan-pelan! Sakiit” erangnya
Tapi aku kurang menghiraukan jeritannya. Kenikmatan yang tak ada duanya telah merasuki tubuhku. Dengan tetap menjaga irama permainanku maju-mundur dengan perlahan. Menikmati setiap gesekan demi gesekan. Liang vagina itu sempit sekali hingga setiap berdenyut membuatku melayang. Denyutan demi denyutan membuatku semakin tak mampu lagi menahan luapan gelora persetubuhan. Terasa beberapa kali Naura mengejankan liang vaginanya, mungkin menahan rasa sakit dari serbuan benda asing yang bergerak keluar masuk dengan buas itu, tapi bagiku malah memabukkan karena liang vaginanya jadi semakin keras menjepit batang kejantananku.
Erangan, rintihan, dan jeritan Naura terus menggema memenuhi ruangan. Rupanya ia pun menikmati setiap gerakan batang kejantananku. Rintihannya mengeras setiap kali penisku melaju cepat ke dasar liang vaginanya, dan mengerang lirih ketika kutarik batang kejantananku. Beberapa menit kemudian aku mencabut penisku dan menyuruh Naura untuk berbaring miring. Aku lalu ikut berbaring miring dibelakangnya dan mengarahkan penisku dari belakang dan batang penisku kembali mengocok vaginanya yang kini terasa licin akibat cairan pelumasnya yang semakin membanjir keluar. Penisku keluar masuk perlahan-lahan namun semakin lama gerakanku semakin liar, kupercepat kocokanku hingga tubuhnya terguncang-guncang akibat sodokanku. Sesekali kuputar-putar gerakan pinggulku seolah-olah sedang mengaduk-ngaduk isi vagina Naura.
Aku melihat mulutnya terbuka disertai erangan tertahan
“Errghhh….” Naura tiba-tiba mengerang…
Tubuhnya meliuk-liuk binal menyambut gerakanku. Hingga sekitar 10 menit kemudian Naura melengking panjang dan tubuhnya bergetar hebat, dan kurasakan air hangat menyempot keluar dari dalam vagina Naura. Denyutan-denyutan yang kuat memberikan sensasi tersendiri pada kemaluanku yang masih asik keluar masuk dengan kasar didalam lubang vagina hangat milik Naura, hingga akhirnya aku sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Aku meremas payudaranya dengan keras hingga Naura menjerit pelan, dan meledaklah cairan spermaku didalam liang vaginanya.
Batang kejantananku menghujam keras, dan kandas di dasar jurang, sebuah kenikmatan tanpa cela, sempurna.
Naura menggeliat tapi matanya tetap terpejam. Aku meneruskan gerilyaku, dan menyusuri perutnya dengan jariku turun terus hingga mencapai daerah yang kutuju. Tanganku mempermainkan lubang vagina Naura, kucari-cari daging kecil yang ada disana dan dengan lembut kugosok daging kecil itu. Gerakanku ini akhirnya membuat pemiliknya terbangun. la menatapku sejenak, lalu kearah tanganku yang masih menggosok-gosok vaginanya, dan lalu tersenyum…
“Ihh Evan, Aku masih capek. Istirahat bentar dong.” Katanya dengan nada imut.
Aku pun tidak peduli dan meneruskan permainan jariku hingga membuatnya berkali-kali merintih tersentak keenakan. Tidak lupa aku menciumi dadanya yang kembang kempis, mula-mula perlahan lalu berubah menjadi jilatan-jilatan liar keseluruh tubuhnya yang menguarkan wangi alami tubuh seorang gadis remaja. Aku bisa merasakan tangannya yang mungil meraih batang kemaluanku lalu mempermainkannya dengan tangannya yang halus. Desah nafas seperti tadi malam kembali terdengar dari bibirnya yang mungil, sementara badannya menggeliat-geliat menahan nikmat.
Tidak lama kemudian ia mendorong tubuhku dan memaksaku berbaring. la lalu membalikkan badannya dan menindih tubuhku, posisi 69. Tangan yang sebelumnya memegang batang kemaluanku, kini memegang liang kewanitaannya sendiri sambil. Aku bisa melihat dengan begitu jelasnya bagaimana dia mempermainkan klitorisnya di depan wajahku, wangi yang khas dan cairan bening pun membasahi liang senggamanya…
Desah nafas dan gerakannya menjadi begitu brutal dan tidak terkendali, sambil memegang batang penisku, Naura kemudian menempelkan vaginanya pada bibirku, memintaku untuk menjilatinya, yang tentu saja kulakukan dengan senang hati.
Kurasakan tangannya yang mungil kembali memegang kemaluanku sampai kemudian kurasakan kehangatan mulutnya yang basah. Tanpa kusuruh Naura telah menarik batang kemaluanku dan menghisapi dan mengocok-ngocok batang kemaluanku. Lidahnya bergerak lincah, tidak hanya turun naik tapi juga menjilati lingkar penisku hingga mencapai ujung kepalanya, disana lidah itu dengan nakal menggelitik lubang kencingku dan menggaruknya dengan ujung lidahnya. Luar biasa geli tapi nikmat. Entah darimana ia belajar menservis seperti ini.
Naura mengulum kemaluanku dengan begitu liar dan bersemangat, jadi akupun memperhebat jilatan dan hisapanku, sambil sesekali menggigit pelan clitorisnya yang berada tepat dibibirku. Respon yang kuberikan menjadikan Naura menjadi begitu bersemangat, hingga rasanya hampir seluruh batang kemaluanku habis ditelannya…
Naura, aku berjanji tidak akan meninggalkanmu dan menyakitimu!” Ujarku dalam hati.
~TAMAT~