Cerita Bokep Sisi Lendir Dunia Artis
Cerita 18+, Cerita Bokep, Cerita Sex binal, Cerita 18+, Cerita dewasa, Cerita Sange, Cerita sex, Fantasi
ceritasange.com – Namaku adalah Angel Filano, orang lebih mengenalku dengan sebut Angel, Ngel, atau Engel. Aku adalah seorang pembawa acara, model, sekaligus aktris. Namaku cukup melambung tinggi ketika aku membawakan acara Tonight Show bersama Vincent, Desta, dan Hesti. Sejak Agustus 2023, aku menikahi seorang pria tampan yang juga bekerja sebagai diplomat muda di Amerika Serikat. Jujur saja, aku mencintai suamiku. Tapi semenjak menikah karirku cenderung menurun meski Molen tidak melarangku untuk berkarir. Memang suamiku adalah seorang yang mapan, tapi aku tetap ingin memiliki penghasilan sendiri.
Selain itu, aku lebih senang bekerja ketimbang harus bergaul dengan sosialita atau ibu-ibu pejabat lainnya. Aku sempat menyampaikan keresahanku ini pada sahabatku, Jessica Mila. Jessica menyarankan aku untuk bertemu Pak Benny. Pak Benny adalah seorang produser yang baru saja membuka production house.
Dia memang berniat mengajak bintang-bintang muda berbakat untuk seluruh projectnya. Aku melihat ini sebagai sebuah kesempatan untuk kembali bersinar.
Production House milik Pak Benny sedang menyiapkan sebuah film layar lebar bergenre romance. Sebuah genre yang cocok denganku. Memang aku belum berkesempatan untuk membaca naskahnya, tapi dari synopsis yang telah kubaca di internet dan dari nama sutradara yang terlibat, aku tahu kalau film ini akan meroketkan karirku kembali. Molen, suamiku, mendukungku sepenuhnya untuk terlibat dalam project ini. Aku segera menemui Pak Benny dengan tekad mendapatkan peran utama di film itu.
Kantor Pak Benny
“Ayo, silahkan duduk.” Ujar Pak Benny.
Pak Benny adalah seorang pria tua yang mungkin seusia dengan Ibuku. Tubuhnya pendek dan perutnya agak buncit. Perawakannya sedikit mengingatkan aku pada actor asal Hollywood; Danny DeVitto. Mungkin Pak Benny tergolong pemain baru di bisnis film dan tv ini, namun koneksinya dengan beberapa pejabat pemerintah dan petinggi-petinggi di bisnis film dan TV lainnya membuatnya jadi orang yang tidak bisa diremehkan.
“Jadi begini, Pak” Jawabku sambil duduk.
“Saya dengar Bapak lagi mau bikin film romantic. Saya ngerasa cocok banget untuk jadi peran utamanya.” Lanjutku lagi.
Pak Benny memandangiku selama beberapa detik sebelum akhirnya menjawab pertanyaanku.
“Bisa, sih. Tapi ada syaratnya.” Ujarnya.
“Bahkan kalau kamu ikutin syaratnya, kamu engga usah casting. Langsung saya kasih peran utama itu.” Lanjutnya lagi.
Aku sempat terdiam sebentar.
“Apa syaratnya, Pak?” Aku bertanya dengan dipenuhi firasat buruk.
Pak Benny tiba-tiba tersenyum nakal.
“Kamu harus mau ngelayanin nafsu saya sampai selesai syuting nanti.” Jawab Pak Benny dengan wajah mesum.
Hatiku benar-benar terpukul sekali! Aku adalah artis kelas atas yang sudah memiliki suami. Sepanjang karirku tidak pernah ada produser atau sutradara yang pernah memperlakukan aku seperti wanita rendahan.
“Bapak gila, ya?! Saya sudah punya suami!” Teriakku menghardik Pak Benny.
“Kalau ga mau ya tidak apa-apa. Banyak artis lain yang bisa saya selamatkan karirnya.” Jawab Pak Benny dengan tenang dan tersenyum mesum
Baru saja Aku akan meninggalkan ruang produser mesum itu, tiba-tiba beliau berjalan kearah pintu dan langsung menutup pintu dan menguncinya, lalu berjalan ke arahku dan langsung duduk diatas meja tepat disampingku dengan menyilangkan kaki. Lalu dia memegang bahuku, dan menjamahi tubuhku.
“Apa-apan ini pak???” aku berteriak tiba-tiba.
“ehm, begini, Ngel. Sepertyi saya bilang, kalau kamu mau masuk ke project saya, maka saya punya satu syarat, kamu harus melayani saya. Bagaimana Ngel???” Tingkahnya yang nekad itu membuatku salah tingkah.
Dengan setengah berdiri, tiba-tiba beliau meraih payudaraku dengan tangan yang satunya, setelah tangannya memenuhi payudaraku Pak Benny meremasnya pelan diiringi desahan pendek dari mulutku.
“Dadamu bagus juga yah, Ngel. Kencang dan montok” pujinya.
“Jangan pak!” aku memberontak.
Perlawananku tentu sja sia-sia. Tiba-tiba beliau meraih kedua tanganku dan mengikatnya dengan keras menggunakan tali yang ada diddepan meja beliau. Kemudian mulutku disekap dengan plester.
Beliau mendekatkan wajahnya ke telingaku.
Asal kamu tahu, ya. Jessica Mila, Febby Rastanti, sama Yuki Kato itu bisa dapat peran bagus di web series dan iklan-iklan gede karena mereka mau ngelayanin temen-temen saya.” Bisik Pak Benny.
Lalu beliau meraih tubuhku, membuka kancing- kancing bajuku dan menaiknya lalu mendekatkan mulutnya ke arah payudaraku, sebuah jilatan menyapu telak putingku disusul dengan gigitan ringan menyebabkan benda itu mengeras dan tubuhku bergetar. Aku ingin berteriak tapi plester dan ikatan yang kuat membuat perlawananku sia- saia. Sementara tangannya yang lain merambah lebih jauh ke dalam rokku hingga akhirnya menyentuh pangkal pahaku. Beliau berhenti sejenak ketika jari- jarinya menyentuh kemaluanku yang tidak tertutup apa-apa. Tiba-tiba dengan bernafsu Pak Benny bentangkan lebar-lebar kedua pahaku dan menjatuhkan dirinya ke kursi kerjanya.
Cairan 💦 Cinta, [8/11/2025 9:52 AM]
Matanya seperti mau copot memandangi kemaluanku yang merah merekah diantara bulu-bulu hitam yang lebat. Sungguh tak pernah terbayang olehku diriku duduk diatas meja mekakangkan kaki di hadapan produser yang bejat ini. Sebentar kemudian lidah Pak Benny mulai menjilati bibir kemaluanku dengan rakusnya. Lidahnya ditekan masuk ke dalam kemaluanku dengan satu jarinya mempermainkan klitorisku, tangannya yang lain dijulurkan ke atas meremasi payudaraku.
“Uhh h…!”
beliau benar-benar menikmatinya.
Matanya terpejam sambil menggigit bibir bawah, tubuhku juga menggelinjang oleh sensasi permainan lidah beliau. Diriku mengerang pelan meremas rambutnya yang tipis, kedua paha mulusku mengapit erat kepalanya seolah tidak menginginkannya lepas. Lidah itu bergerak semakin liar menyapu dinding- dinding kemaluanku, yang paling geli adalah ketika ujung lidahnya beradu dengan klitorisku,
duhh… rasanya geli seperti mau mengompol. Butir-butir keringat mulai keluar seperti embun pada sekujur tubuhku. Aku mulai berubah pikiran. Nafsuku mulai mengalahkan akal sehatku sendiri. Mungkin inilah jalan terbaik bagiku untuk memperoleh peran utama itu tanpa melalui proses casting. Toh, ini hanya rahasia aku dan beliau jadi tidak akan apa-apa. Aku tersenyum dan beliau rupanya menyadari senyumku itu.
“Hmm jadi kamu sudah sepakat, Ngel?” Tanya Pak Benny.
Keadaanku ini membuatku teringat sebuah pepatah Barat yang bunyinya “If you can’ t fight them, join them.” Toh, kami sama-sama enak ini. Aku dapat peran di film layar lebar, Si Bejat Benny bisa ngewe aku. Aku hanya tersenyum dan beliau melepaskan tali ikatan tanganku. Setelah membuat vaginaku basah kuyup, beliau berdiri dan membuka plester mulutku. Pak Benny membuka celana panjang beserta celana dalamnya sehingga ‘burung’ yang daritadi sudah sesak dalam sangkarnya itu kini dapat berdiri dengan dengan tegak. Digenggamnya benda itu dan dibawa mendekati vaginaku
“Bapak masukin nih, Ngel. Saya udah ga sabar nih” Ujar Pak Benny dengan tergesa-gesa.
“Eiit… bentar Pak, bapak kan belum ngerasain mulut saya nih, dijamin ketagihan deh” kataku sambil meraih penisnya dan turun dari meja Kuturunkan badanku perlahan-lahan dengan gerakan menggoda hingga berlutut di hadapannya
Penis dalam genggamanku itu kucium dan kujilat perlahan disertai sedikit kocokan. Benda itu bergetar hebat diiringi desahan pemiliknya setiap kali lidahku menyapunya. Sekarang kubuka mulutku untuk memasukkan penis itu. Hhmm….hampir sedikit lagi masuk seluruhnya tapi nampaknya sudah mentok di tenggorokanku. Boleh juga penisnya untuk seusia beliau, miliknya cukup kokoh dan dihiasi sedikit urat, bagian kepalanya nampak seperti cendawan berdenyut-denyut. Dalam mulutku penis itu kukulum dan kuhisap, kugerakkan lidahku memutar mengitari kepala. Beliau mengelus-elus rambutku dan mengelap dahinya yang sudah bercucuran keringat dengan sapu tangan. Lalu dengan cueknya diriku melepaskan baju dan rokku yang sudah terbuka hingga telanjang bulat di hadapannya.
Diriku berjalan ke arahnya yang sedang melongo menatapi ketelanjanganku, kulingkarkan lenganku di lehernya dan memeluknya. Dari tubuhnya tercium aroma khas parfum om-om. Beliau yang memangnya pendek terlihat lebih pendek lagi karena saat itu diriku mengenakan sepatu yang solnya tinggi. Kudorong kepalanya diantara kedua gunungku, beliau pasti keenakan kuperlakukan seperti itu. Tiba-tiba diriku meringis dan mendesis karena diriku merasakan gigitan pada puting kananku, beliau dengan gemasnya menggigit dan mencupangi putingku itu, giginya digetarkan pada bulatan mungil itu dan meninggalkan jejak disekitarnya. Tangannya mengelusi punggungku menurun hingga mencengkram pantatku yang bulat dan padat.
Hhmm…bodymu bagus banget, Ngel. Pasti rajin dirawat ya” pujinya sambil meremas pantatku.
Diriku hanya tersenyum kecil menanggapi pujiannya lalu kubenamkan kembali wajahnya ke payudaraku yang sebelah, beliaupun melanjutkan menyusu dari situ. Kali ini Pak Benny menjilati seluruh permukaannya hingga basah oleh liurnya lalu diemut dan dihisap kuat-kuat. Tangannya dibawah sana juga tidak bisa diam, yang kiri meremas-remas pantat dan pahaku, yang kanan menggerayangi vaginaku dan menusuk-nusukkan jarinya di sana. Sebagai respon diriku hanya bisa mendesah dan memeluknya erat- erat, darah dalam tubuhku semakin bergolak sehingga walaupun ruangan ini ber-AC, keringatku tetap menetes-netes.
Mulutnya kini merambat naik menjilati leher jenjangku, beliau juga mengulum leherku dan mencupanginya seperti Dracula memangsa korbannya. Cupangannya cukup keras sampai meninggalkan bercak merah selama beberapa hari. Akhirnya mulutnya bertemu dengan mulutku dimana lidah kami saling beradu dengan liar. Sambil berciuman tanganku meraba-raba selangkangannya yang sudah mengeras itu. Setelah tiga menitan karena merasa pegal lidah dan susah bernafas kami melepaskan diri dari ciuman.
“Masukin aja sekarang yah, Ngel…saya udah gak tahan nih” pintanya.
Namun tiba-tiba Pak Benny sudah terlebih dulu mengangkat tubuhku.
“Wow, pendek-pendek gini kuat juga ternyata.” Pikirku.
Pak Benny masih sanggup menggendongku dengan kedua tangan lalu diturunkan diatas meja kerjanya. Pak Benny berdiri diantara kedua belah pahaku dan membuka celananya, tangannya memegang penis itu dan mengarahkannya ke vaginaku. Tangan kananku meraih benda itu dan membantu menancapkannya. Perlahan-lahan batang itu melesak masuk membelah bibir vaginaku hingga tertanam seluruhnya.
“Ooohhh….!” desahku dengan tubuh menegang dan mencengkram bahu Pak Benny.
“Enak ga, Ngel? Atau malah nyeri?” tanyanya
Diriku hanya menggeleng walaupun rasanya memang agak nyeri, tapi itu cuma sebentar karena selanjutnya yang terasa hanyalah nikmat, ya nikmat yang semakin memuncak. Aku tidak bisa menahan desahanku setiap kali beliau menggenjotku, tapi diriku juga harus menjaga volume suaraku agar tidak terdengar sampai luar, untuk itu kadang diriku harus menggigit bibir atau jari. Beliau semakin cepat memaju-mundurkan penisnya, hal ini menimbulkan sensasi nikmat yang terus menjalari tubuhku. Tubuhku terlonjak-lonjak dan tertekuk sehingga payudaraku semakin membusung ke arahnya. Kesempatan ini tidak disia-siakan beliau yang langsung melumat yang kiri dengan mulutnya dan meremas-remas yang kanan serta memilin-milin putingnya. Tak lama kemudian diriku merasa dunia makin berputar dan tubuhku menggelinjang dengan dahsyat, diriku mendesah panjang dan melingkarkan kakiku lebih erat pada pinggangnya.
Cairan bening mengucur deras dari vaginaku sehingga menimbulkan bunyi kecipak setiap kali beliau menghujamkan penisnya. Beberapa detik kemudian tubuhku melemas kembali dan tergeletak di mejanya diantara tumpukan arsip-arsip dan alat tulis. Diriku hanya bisa mengambil nafas sebentar karena beliau yang masih bertenaga melanjutkan ronde berikutnya. Tubuhku dibalikkan telungkup diatas meja dan kakiku ditarik hingga terjuntai menyentuh lantai, otomatis kini pantatku pun menungging ke arahnya. Sambil meremas pantatku Pak Benny mendorongkan penisnya itu ke vaginaku.
“Uuhh…nggghhh…!” desisku saat penis yang keras itu membelah bibir kemaluanku.
Dalam posisi seperti ini sodokannya terasa semakin keras dan dalam, badanku pun ikut tergoncang hebat, payudaraku serasa tertekan dan bergesekan di meja kerjanya. Pak Benny menggenjotku semakin cepat, dengusan nafasnya bercampur dengan desahanku memenuhi ruangan ini. Sebisa mungkin diriku menjaga suaraku agar tidak terlalu keras, tapi tetap saja sesekali diriku menjerit kalau sodokannya keras. Mulutku mengap-mengap dan mataku menatap dengan pandangan kosong pada foto beliau dengan istrinya dan kedua anaknya yang dipajang di sana. Beberapa menit kemudian Pak Benny menarik tubuh kami mundur beberapa langkah sehingga payudaraku yang tadinya menempel dimeja kini menggantung bebas. Dengan begitu tangannya bisa menggerayangi payudaraku.
Pak Benny kemudian mengajak ganti posisi, digandengnya tanganku menuju sofa. Pak Benny menjatuhkan pantatnya disana, namun Pak Benny mencegahku ketika diriku mau duduk, disuruhnya diriku berdiri di hadapannya, sehingga kemaluanku tepat di depan wajahnya.
“Bentar yah, Ngel. Saya bersihin dulu punyamu ini” katanya seraya menempelkan mulutnya pada kerimbunan bulu-bulu kemaluanku.
“Sslluurrpp….sshhrrp” dijilatinya kemaluanku yang basah itu, cairan orgasmeku diseruputnya dengan bernafsu.
Diriku mendesis dan meremas rambutnya sebagai respon atas tindakannya. Vaginaku dihisapinya selama sepuluh menitan, setelah puas diriku disuruhnya naik ke pangkuannya dengan posisi berhadapan. Kugenggam penisnya dan kuarahkan ke lubangku, setelah rasanya pas kutekan badanku ke bawah sehingga penis beliau tertancap pada vaginaku. Sedikit demi sedikit diriku merasakan ruang vaginaku terisi dan dengan beberapa hentakan masuklah batang itu seluruhnya ke dalamku. 20 menit lamanya kami berpacu dalam gaya demikian berlomba-lomba mencapai puncak. Mulutnya tak henti-henti mencupangi payudaraku yang mencuat di depan wajahnya, sesekali mulutnya juga mampir di pundak dan leherku.
Akupun memuncaknya rasa nikmat di selangkanganku, gerak naik turunku semakin cepat sampai vaginaku kembali mengeluarkan cukup banyak cairan orgasme yang membasahi penisnya dan daerah selangkangan kami. Semakin lama goyanganku semakin lemah, sehingga tinggal beliau saja yang masih menghentak- hentakkan tubuhku yang sudah lemas di pangkuannya. Belakangan beliau melepaskanku juga dan menyuruh menyelesaikannya dengan mulut saja. Diriku masih lemas dan duduk bersimpuh di lantai di antara kedua kakinya, kugerakkan tangan kananku meraih penisnya yang belum ejakulasi. Benda itu, juga bulu-bulunya basah sekali oleh cairanku yang masih hangat. Diriku membuka mulut dan mengulumnya. Seiring dengan tenagaku yang
terkumpul kembali kocokanku pun lebih cepat.
Hingga akhirnya batang itu semakin berdenyut diiringi suara erangan parau dari mulutnya. Sperma itu menyemprot langit-langit mulutku, disusul semprotan berikutnya yang semakin mengisi mulutku, rasanya hangat dan kental dengan aromanya yang familiar denganku.
Inilah saatnya menjajal teknik menyepongku, diriku berkonsentrasi menelan dan mengisapnya berusaha agar cairan itu tidak terbuang setetespun. Setelah perjuangan yang cukup berat akhirnya sempotannya makin mengecil dan akhirnya berhenti sama sekali. Belum cukup puas, akupun menjilatinya sampai bersih mengkilat, perlahan-lahan benda itu melunak kembali. Pak Benny bersandar pada sofa dengan nafas terengah- engah dan mengibas-ngibaskan leher kemejanya. Setelah merasa segar kami kembali memakai pakaian masing-masing.
Perjuanganku tidaklah sia-sia, ketika sedang berpelukan di sofa, Pak Benny memberitahukan bahwa diriku tidak perlu lagi ikut casting dan langsung mendapat peran utama. Dan dari sini pula diriku belajar bahwa terkadang perjuangan itu perlu pengorbanan apa saja. Oh, maafkan aku, suamiku. Perasaan bersalah mulai muncul dalam diriku. Aku tidak tahu bagaimana jika suamiku mengetahui semua ini.
~TAMAT~