Cerita Bokep aku menghamili ibu ku
Cerita 18+, Cerita Bokep, Cerita Sex, mama kandung, sedarah binal, Cerita 18+, Cerita dewasa, Cerita Sange, Cerita sex, Fantasi, mama kandung, sedarah
ceritasange.com – aryo adalah anak tunggal bu nita. Sejak kelas 1 SMA dia dipindahkan oleh ayahnya ke tempat neneknya bersekolah. Perkenalan antara nita dengan suaminya tak terelakkan, setelah menurut suami nita dia berselingkuh.
Perselingkuhan itu memang benar terjadi, tapi hanya laporan orang, karena nita juga pintar menjaga rahasia. Setelah sekian tahun berpisah dan kemudian suami nita sudah berobat kemana-mana dan kontolnya diangap bisa berfungsi, akhirnya mereka rujuk kembali.
Saat itu pun aryo sudah lulus SMA dan dia ditarik kembali ke rumah mereka. Pada saat itu suami nita berada di kota dan sekali seminggu pulang ke kebun teh seluas 20 hektar milik mereka. Wiewik sengaja di tempatkan di sana, agar tidak berselingkuh. Mereka hanya berhubungan suami isteri sekali dalam seminggu, itu pun kalau suami nita tidak sedang sibuk.
aryo langsung ke villa di kebun teh, atas surahan ayahnya, agar dapat istirahat bareng seminggu, menunggu pendaftaran di perguruan tinggi ternama. aryo tiba di villa kebun teh dan menekan bell. Villa itu sepi sekali. aryo sudah kedinginan. Bayangkan biasanya di Semarang, lalu pindah ke kebun teh yang sangat dingin di sore hari.
Angin berhembus dari segala penjuru ke villa yang tempatnya di ketinggian. Betapa senangnya nita melihat anaknya muncul di depan pintu. Tinggi. Tiga tahun berpisah, membuatnya sangat rindu dan aryo juga sangat rindu. Langsung nita memeluk anaknya dan mencium bibirnya. aryo terkejut sekali.
Setelah pintu dikunci dan mereka ke ruang tengah, nita langsung memeluk aryo dan menciuminya. Tangannya meraba-raba kontol aryo dari balik celananya.
“Mama…”
“Ya sayang. Aku sangat mencintaimu. Aku tak sanggup berpisah denganmu.”
aryo heran, kenapa ibunya demikian. Apakah ibunya sudah gila? Melihat tubuh ibunya yang sintal dan semakin cantik dan menggairahkan, aryo bergetar juga. Dengan cepat ibunya melepas dasternya. Cepat pula dia melepas bra dan menurunkan celana dalamnya. nita yang sudah kesetanan sudah telanjang bulat.
“Mama…?
“Kalau hanya kita berdua, aku bukan ibumu nak. Aku kekasihmu. Puasin ibu nak. Sudah lama aku menunggumu. Aku tak pernah selingkuh dengan siapapun. Kini aku juga tidak berselingkuh. Tapi aku ingin bersetubuh denganmu, sayangku, cintaku…” ibunya menciuminya dan melepas satu persatu kancing baju aryo dan melepas semua yang ada. Angin terus berdesir, membawa dingin.
“Kita ke kamar sayang…” diseretnya tubuh aryo ke kamar tidurnya dan pintu dikunci rapat.
“Ayo sayang. Puasin mama Nak. Puasin mama sayang…” Ibunya memeluk dan menciumi aryo yang sudah telanjang dan terbengong seperti terkena stroke. Akhirnya aryo memberikan ciuman hangat pada ibunya. Mereka saling berpelukan.
“Oh… sayang, kontolmu sangat besar dan keras sayang. Belum pernah menusuk memek perempuan lain kan?” kata nita.
“Belum Ma..”
“Bagus, sekarang puasin ibu nak. Ibu sudah lama tidak terpuasi. Ayo sayang, ayolah…” Ditariknya aryo anaknya itu menindihnya. Disodorkannya teteknya ke mulut anaknya itu.
“Isap sayang-isap. Ayo Nak, puasin ibu nak, ayo sayang…” aryo juga sudah mulai bernafsu. Mereka melupakan diri mereka antara ibu dan anak. Mereka sepasang anak manusia yang benar-benar sedang saling membutuhkan.
nita tak mampu membendung keinginannya. Dia melakukan berbagai gerakan dari bawah dan anaknya memompanya dari atas. Pergumulan yang keras dan hangat itu membuat keduanya berpelukan rapat dalam udara dingin. Di luar angin terdengan menderu-deru.
“Ayo sayang, buntingin Mama nak. Buntingin Mama Nak, biar papamu merasa anak mu adalah anaknya. Ayo sayang…”
“Ya, Mam.. aku akan membuntingimu.”
“Terima kasih sayang… tusuk sedalam-dalamnya memek mama sayang. Enak kan? Nikmat, kan? Ayo sayang…. ayo,” cerocos nita pada anaknya. Keduanya sudah tak perduli. Malam sekitar pukul 19.00, pak Amat dan Pak Ujang baru datang menjaga rumah mereka. Itu pun jauh digerbang dan satu atau setengah jam sekali, mereka baru ronda mengelilingi rumah. Sebenarnya di kawasan itu tak ada maling. Tapi sebagai sebuah rumah besar dan milik bosa harus dijaga, agar kesannya kelihatan lebih elite.
“Habisi mama sayang,” teriak nita. aryo terus menggenjot tubuh ibunya dengan kerakusannya. Suara bunyi air bercipak di dalam memek nita terdengar sebagai irama musik yang indah. Bibir mereka saling berpagut, lidah mereka saling berkait. Desir angin yang kuat menyelusup dari kisi-kisi jendela membuat mereka dingin. Mereka menutupi tubuh mereka pakai selimut tebal sampai ke leher. Selimut itu seperti bergelombang.
“Kamu ingin punya anak, kan sayang…” kata nita sembari terus menggoyang pantatnya dari bawah.
“Ingin, Ma. Aku ingin punya anak.”
“Nanti kamu harus menyayanginya ya. Jaga dia baik-baik dan sekolahkan setingi-tingginya.”
“Ya. Mam.”
“Nah… buntingin mama sayang,.Semprotkan spermamu sebanyak-banyaknya ke dalam memek mama sayang. Kontolmu besar dan enak sekali. Ayo Nak,” nita terus menyerocos seperti orang kesurupan. aryo anaknya pun terus memompa.
“Ma, apa nanti tidak ketahuan?”
“Tidak sayang. Kita jaga rahasia. Ayo sayang, buntingin Mama sayang. Mama mau punya anak darimu, bukan dari Papamu sibajingan itu. Ayo sayang, tusuk memek mama sepuasmu,” kata nita mendesah-desah. Sesekali dijilatinya leher anaknya, sesekali digigitnya bahu anaknya itu.
“Ma… aku sudah mau keluar Ma…”
“Ya sayang, mama juga sudah mau keluar. Ayolah, kita sama -sama dan keluarkan yang banyak sayang…”
“Ya Mam… ini dia,” aryo memeluk mamanya sekuat tenaganya dan tubuhnya kejang. nita memeluk anaknya dengan kuat dari bawah dan berteriak sekuat tenaganya memenuhi kamarnya.
“Buntingin mama sayaaaaaannnngggg…”
“Ya Ma. Mama harus Bunting…” Bisik aryo. Mereka berpelukan dengan kuat dan saling mendesahkan nafasnya dengan kuat.
“Terima kasih sayang… terima kasih. Doakan mama bunting dan anakmu akan lahir sembilan bulan kemudian,” kata nita.
Sejak saat itu, jika hanya mereka berdua di Villa, keduanya bukan seperti ibu dan anak, melainkan sebagai sepasang kekasih. Setiap hari mereka berpelukan, berciuman, bermesraan dan saling membelai. Setiap sabtu, suami nita pulang ke villa. Mereka pasti melakukan persetubuhan. Ya.. hanya sekali dalam seminggu.
Biasanya nita akan selalu dingin, walau nafas suaminya sudah ngos-ngosan. Sabtu pagi, biasanya suaminya pulang ke kota dan aryo berangkat senin pagi, karena dia pada senin kuliah siang. Saat itu, mereka lakukan dengan penuh kemesraan dan penuh kenikmatan.
“Sayang… rabalah perut Mama sayang. Bayimu sudah ada didalam. Sudah tiga minggu menurut dokter,” kata nita senang. aryo senang sekali. Bayinya sudah tumbuh dalam rahim ibunya.
“Bayi ini, hasil kontolmu sayang,” kata nita.
“Ya Ma. Mama harus menjaga anakku dengan baik,” kata aryo.
“Anak kita sayang. Anak kita berdua. Ingat itu. Dan ini rahasia kita.”
“Ya Ma.”
“Kamu mau punya anak berapa dari mama sayang?”
“Dua Ma. Bila aku sudah tamat kuliah, mereka sudah masuk TK dan play grup. Saat aku belum berusia 40 tahun, mereka sudah sarjana, Ma.”
“Ya sayang. Tapi Mama mau dientoti lagi sayang. Puasin mama sayang. Mama tak pernah puas akan kontolmu sayang.”
“Ya, Ma. Kontolku akan memuaskan Mama”
Mereka bergumul dan saling memeluk, membelai, menjilat dan memberikan yang terbaik pada lawannya. Keduanya puas dan sangat menikmati hari-hari mereka. Papa aryo juga senang, karena sebentar lagi, dia mengira anaknya akan lahir. Setiap kali dia mengelus perut nita, nita tersenyum dan dari beberapa meter, aryo mencibirkan bibirnya. Wiwik melihat itu.
Dua tahun kemudian, nita bunting lagi. aryo senang bukan main. Tapi kali ini, ini dia punya rencana. Dia membubuhi beberapa tetes racun ke dalam gelas papanya. Itu disaksikan oleh nita dan nita tersenyum. Setiap pulang ke Villa, Papanya ditetesi dua tiga tetes ke gelas minumnya. Terkadang bahkan dua sampai tiga akli.
Saat kandungan nita sudah tujuh bulan, Suami nita terjatuh di kantornya dan harus dibawa ke rumah sakit. Tiga hari di rumah sakit, suaminya mati.
“Ma… suami mu sudah mati,” kata aryo melalui telepon saat menyetir mobilnya menuju Jakarta.
“Hahahaha… baguslah. Kamu urus kuburannya. Malam ini Mama ke Jakarta,” kata nita. nita menangis sejadi-jadinya di hadapan jenazah suaminya. Semua orang terharu. Semuanya mengucapkan rasa belasungkawa. Esoknya jenazah suaminya di makamkan. Malam itu juga mereka pulang ke villa, karena dia akan tahlil bersama para karyawan di villa. Semua orang dapat maklum.
Setiap malam seusai tahlil, aryo dan Wieiek tidur sekamar dan berpelukan dengan mesra.
“Semua orang tau, Mama sudah bunting sayang. Sekarang tak ada lagi yang menghalangi kita. Kita bebas,” kara nita. aryo tersenyum.
“Kalau bayi ini sudah lahir, rahim mama harus ditutup agar tak bunting lagi,” kata aryo. “Ok sayang. Mama juga berpikiran seperti itu.”