CERITA BOKEP Ketahuan Coli Berujung Ngentot
Cerita 18+, Cerita Bokep, Cerita Sex, SMP Cerita 18+, Cerita dewasa, Cerita Sange, Cerita sex, Fantasi, SMP
ceritasange.com – pada siang hari yang terik itu, rini tergesa-gesa turun asal taksi yang ditumpanginya, selesainya membayar ongkos taksi, rini buru-buru melangkah mendekati pagar tinggi akbar sebuah rumah glamor pada bilangan jakarta tadi dan menekan belnya sedang tidak tabah. tidak butuh ketika usang, seorang wanita paruh baya berjalan
tergopoh-gopoh menuju pagar buat menyambutnya.
“Eh, neng rini. Bibi kirain siapa.”
“Iya bi, cepetan dong panas nih.”
“Iya iya neng masuk..”
rini sedang segera melenggang masuk kedalam rumah tanpa ba-bi-bu. ia mengibas-ngibaskan kerah seragam Sekolah Menengan Atas nya setibanya didalam, berusaha mengusir rasa gerah pada tubuhnya. Bi ani pun tidak selang lama ikut masuk kedalam dan mengunci pintu.
“Orang-orang belom pada kembali ya?” tanya rini lagi begitu masuk kedalam rumah “Belom neng, akan tetapi tadi non Cynthia udah bilang kok neng rini mau dateng. Cuman mas Aldo aja yang udah balik sejam yg lalu. Paling lagi di kamarnya.”
“Oh gitu, yauda deh. saya ke kamarnya Cynthia yah bi. Disana aja ngadem.”
“Iya neng, bibi lanjut masak ya.”
serta bi ani pun menghilang ke belakang, menyisakan rini sendirian. Rini pun sedang santai melenggang ke lantai dua menuju kamar Cynthia. Rini dan Cynthia telah bersahabat semenjak usang sedari Sekolah Dasar serta SMP. Bahkan ketika mereka berpisah sekolah pada Sekolah Menengan Atas persahabatan mereka masih permanen erat. Sedari Sekolah Dasar hingga SMP Rini kerap bermain ke rumah Cynthia. tak jarang pada akhir minggu Rini menginap disana, jadi seisi tempat tinggal sudah Rini mirip keluarga sendiri.
Setibanya ia pada kamar Cynthia, Rini segera melempar tasnya ke lantai dan menjatuhkan badannya di kasur. Cythia sendiri masih terdapat les tambahan hingga jam 4 sore sehingga ia belum masih akan balik hingga beberapa jam kedepan. Rini sendiri sebelumnya sudah berencana buat bermain ke tempat tinggal pacarnya. tetapi entah kenapa, planning berduaan
tersebut gagal serta akhirnya Rini memilih buat menghabiskan saat saja di rumah Cntyhia.
dengan kesal, Rini hanya membolak-balik hapenya saja buat menunggu waktu tetapi hal tadi malah membuat ia makin kesal. Akhirnya dia pun bangkit dari kasur serta keluar dari kamar.
Baru saja dia melongok keluar pintu, matanya tertuju kearah pintu kamar Aldo diseberang kamar Cynthia yg ternyata sedikit terbuka. sebab tidak terdapat kerjaan, Rini pun menetapkan untuk mengisengi Aldo saja.
Aldo sendiri ialah adik Cynthia satu-satunya yg terpaut jeda beberapa tahun. waktu itu Aldo sudah menginjak kelas 3 Sekolah Menengah Pertama, namun badannya tinggi besar mungkin sebab dia rajin berlatih basket sedari Sekolah Dasar.
Bahkan kini Aldo juga rajin berolahraga pada Gym yang membuat badannya yang sudah tinggi menjulang semakin kekar. Meski dia akui Aldo telah jauh tidak selaras dari yg dulu, tetap saja di mata Rini, Aldo masih anak mungil ingusan yg selalu jadi bahan kejahilan dirinya dan Cynthia.
sambil berjingkat-jingkat rini menghampiri kamar Aldo dan melongok sedikit kedalam diantara celah pintu. Nampak Aldo tengah duduk didepan meja personal komputer membelakangi pintu sambil mengenakan headphone.
Rini pun mengendap-endap mendekati Aldo yang kala itu hanya mengenakan boxer yg terpaku didepan komputer. tetapi saat dia baru hendak menepuk bahu Aldo, rini tercekat melihat layar komputer Aldo. rini baru tersadar Aldo ternyata sedari tadi menonton film porno pada komputernya. dia nampak begitu berkonsentrasi bahkan hingga tidak menyadari rini telah berada sempurna di belakangnya. rini mengurungkan niatnya sementara waktu serta bergeleng-geleng sendiri menahan geli melihat tingkah polah Aldo yg sedang bernapas tak beraturan. kini bahkan tangan kiri aldo mulai merabai gundukan boxernya sendiri. saat itulah rini segera ambil tindakan serta menepuk ke 2 bahu Aldo sembari berteriak kencang.
“HAYO LAGI NGAPAIN!”
Aldo nyaris terjengkang kebelakang sangking kagetnya. Headphone nya bahkan ikut terbelit saat dia terjungkal sangking kagetnya. dengan cepat Aldo mematikan layar komputernya dan berdiri dengan wajah pucat. Rini tertawa tergelak sampai terduduk pada kasur Aldo.
“K-kak Rini ngapain sih! Ngagetin orang aja!!” Ujar Aldo masih sambil terbata-bata.
“Lagian elu sih do, nonton bokep fokus amat sampe ga sadar gue masuk.” Jawab Rini lagi pada sela-sela tawanya.
Aldo tampak memerah padam wajahnya, ia hanya mampu berdiri mematung pada samping komputer mirip tengah di strap.
“Emang seru banget gitu bokepnya? mana coba gue pengen liat kaya apa.” Ujar Rini lagi sambil beranjak mendekati layar komputer.
“Eh Eh! ngapasin sih kak Rini! u-udah deh keluar aja, gangguin orang aja nih!” Aldo sambil berusaha menghalang-halangi Rini.
“Ah berisik lu do, mana cepet gue pengen liat. Daripada lo gue aduin ke kakak lo coli di kamar? baru tau rasa lo.” ancam Rini sembari tertawa.
Aldo tidak bisa berkutik mendengar ancaman Rini. Wajahnya jadi pucat pasi, namun dia tak berani bergeming di sebelah Rini. Rini dengan santai menghidupkan layar personal komputer kembali serta memutar video porno tadi. pada lain pihak Aldo sekarang kian resah sembari terus menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, bercampur antara gelisah dan memalukannya.
“Ih gila lu do, nontorin yang dijilat-jilat begini cewenya. Lagi belajar ya lu buat pacar lu?” kata Rini dari. Aldo yang makin salah tingkah yg justru membentuk Rini makin bersemangat buat mengusilinya.
Aldo cepat menutup pintu kamarnya, takut Bila nanti bi ani ikut memergoki kesialannya. dalam hati dia mengatakan jangan sampai isu membuat malu ini sampai ke pendengaran cynthia atau bahkan mamanya.
“Duh udah dong kak rin, please ampun kak..” mohon Aldo. namun Rini diam saja sembari terus tersenyum-senyum jahil menatapi layar komputer tidak menghiraukannya.
“Ckck.. ga nyangka gue do, lo ternyata bejat banget ya. Liatnya sampe yang kencing-kencing gini.. ihhh..” kata Rini lagi. Aldo makin memerah kupingnya mendengar ocehan Rini.
dalam hati Rini memuji juga kesukaan Aldo. Video yang diputar Aldo membisu-diam membuat Rini hanyut pula. Apalagi rencana Rini berduaan dengan pacarnya hari ini gagal, membuat Rini makin gemas saja melihat adegan porno didepan matanya. Sekilas Rini melirik Aldo yang berdiri mematung pada sebelahnya. Baru kali ini setelah sekian lama Rini melihat Aldo setengah telanjang. Melihat perut Aldo, sekelebat pikiran kotor Rini bergejolak.
“Yauda deh do, lo lanjutin gih aktivitas menjijikan lo itu.”
Sejenak Aldo bernapas lega mendengar perkataan Rini.
“tapi, siap-siap aja ya kena omel sama kakak lo. Hahaha..”
“Yaaah.. please kak rin, jangan dong kak.” Mohon Aldo seraya menarik lengan seragam Rini sedang paras sangat memelas.
“Ih jangan pegang-pegang!” tukas Rini arogan.
“yuk dong kak please jangan kak.. apa aja deh Aldo kasih, kak Rini laper? mau pizza? Aldo pesenin ya?” rayu Aldo sengit.
“Ngga lah ya, gue ga semudah itu pada rayu..” balas Rini lagi sembari berpikir. Selang beberapa saat Rini balik berucap.
“Oke deh gini, lo ga akan gue bilangin. tapi hukumannya… Lo harus coli disini, biar lo kapok. Haha..” ujar Rini jahil.
Aldo terdiam tidak mempercayai perkataan Rini. Rini berusaha sekuat tenaga tidak tertawa kala dia memperhatikan ekspresi Aldo. dalam hati Rini sedikit berdebar-debar jug menunggu respon Aldo.
“jadi gimana? Mau ngga? kalo ga yaudah.” Ancam Rini lagi sambil berakting melangkah pergi.
“I-iya kak! tunggu bentar please tunggu..” tangkal Aldo.
Rini berdiri bercakak pinggang memandangi Aldo sedang pongah sambil tersenyum kecil. Aldo nampak ragu serta hanya bisa menunduk lemas.
“ayo cepet, lama banget lu ah do. Pilih mana, coli ditempat apa kena sidang sekeluarga?” Bentak Rini lagi mengancam.
Aldo terdiam beberapa saat, serta lalu ia pun mulai menggapai pinggiran boxernya. Rini memperhatikan pergerakan Aldo dengan seksama. Perlahan masih penuh dengan keragu-raguan, Aldo memelorotkan Boxernya sedang sangat hati-hati. Rini matanya menangkap perut bawah Aldo yang melengkung berbentuk V. Rini berpikir pada hati “Gila seksi juga ototnya buat berukuran anak SMP. pasti karena ikut-ikutan nge-Gym.”
Aldo sempat berhenti sesaat sebelum menurunkan boxernya lebih jauh kebawah. Sebelah tangannya menangkup kemaluannya sambil tangan sebelahnya lagi memeloroti boxernya sendiri sampai ke dengkul serta lalu ke mata kaki. wajah Aldo memerah padam tidak mampu membalas pandangan Rini sama sekali. sekarang Aldo berdiri tanpa sehelai benangpun tidak jauh berasal Rini yg duduk dengan santai di depan meja personal komputer .
“Hihihi.. mana cepet, ayo buruan.” Pekik Rini girang tatkala Aldo usai menanggalkan boxernya. Aldo masih hanya diam mematung mirip maling yang tertangkap basah sang rakyat, berdiri telanjang bundar menunggu hukuman.
“N-ngapain kak, udah dong Aldo udah kapok..” Mohon Aldo lagi dengan lemas.
“Pake nanya lagi, cepet buruan kocok, hihi.” ujar Rini cuek sambil terkikik geli.
Aldo sedang sangat perlahan mulai merabai kemaluannya sendiri meski masih ditutup sebelah tangannya. Diraba-rabainya sendiri penisnya yg tidak kunjung mengeras.
“Mana kok ga bangun-bangun sih? malu ya? Ahaha..” goda Rini lagi. “Pokoknya kalo sampe ga bangun pula, bakal gue aduin ke abang sama nyokap lo.. ” Ujar Rini mengancam.
Mendengar ancaman Rini Aldo berusaha sekuat tenaga memfokuskan diri. Ditengah-tengah usahanya aldo melihat secercah cahaya. asal posisi dirinya bediri saat itu dia dapat mengintip dengan jelas belahan dada Rini asal yang duduk lebih rendah sempurna di hadapannya. Daging yg mulus serta lembut tertutupi bra hitam itu lumayan membantu ereksi.
Rini dengan seksama melirik mata Aldo yang tertuju pada celah seragamnya. ia telah biasa dengan pandangan seperti itu, baik pada sekolah juga dijalan, dia telah hapal mata jelalatan lelaki macam itu. namun kali itu Rini menentukan untuk membisu saja membiarkan Aldo buat melirik sesukanya, apalagi dia melihat penis Aldo kian menegak keras. Rini pun makin tak sabar, sedang cuek akhirnya ia membuka dua kancing teratas di seragamnya sehingga terpampanglah kentara payudaranya.
“Nih udah gausah ngintip-ngintip segala. Baek kan gue? daripada kelamaan. Udah buruan kocok cepet!” istilah Rini.
Aldo langsung melotot matanya melihat payudara yg begitu bulat, terjuntai secara cuma-cuma didepan matanya. penis Aldo menegang dengan pemandangan sebegitu indah . Rini pun ikut terbelalak melihat tegangnya penis Aldo. buat ukuran anak SMP penis Aldo mampu menyamai milik randi kekasihnya. Bahkan terlihat lebih melengkung keatas serta lebih gendut dari milik randi. tidak terbayang apabila Sekolah Menengan Atas nanti atau kuliah bisa sebesar apa penis Aldo. Rini jadi menelan ludah diam-diam.
“Stop stop. Stop dulu. sekarang lu diem do. Gue pengen liat segede apa.”
Aldo yg sudah mulai tegangan tinggi terpaksa diam istirahat ditempat sebab komando Rini. dengan posisi itu Rini mampu meneliti betapa gagahnya penis Aldo pada depan mukanya itu. Aldo berdebar-debar gorgi manakala Rini mendekatkan wajahnya hingga nyaris tinggal sejengkal jaraknya asal acungan penisnya sendiri. Warnanya yg kemerahan dan berurat menghasilkan Rini salut pula apalagi dalam jeda sedekat itu tentu semakin gagah terlihat. Aldo jadi mengkhayal jika Rini mengoral penisnya mirip pada film porno. Ahhh.. betapa bahagianya Aldo bila itu terjadi.
“Hmm.. yaudah cepet kocok lagi!” perintah Rini lagi. dia hampir saja terceplos memuji penis Aldo usai dia memandanginya dekat tadi.
Aldo pun dengan kesal mulai mengocok lagi penisnya didepan Rini. agak kecewa pula Aldo karena harapannya tersebut tidak menjadi kenyataan.
“Pokoknya harus keluar ya. Gue gamau kalo ga keluar.” Tambag Rini lagi.
“S-susah Kak. A-abisnya gue ga ada bahan lagi..” Kilah Aldo malu-memalukan.
“Heh? Emang ini kurang? Udah enak ya lu gue kasi belahan toket. Malah nawar lagi. Dasar lu ya..” Bentak Rini.
“E-eh j-jangan marah gitu dong. Kan kak Rini suruh keluarin. Kalo emang turun lagi emang Aldo mampu kontrol? Hayo..” Ujar Aldo lagi berusaha membela diri.
“Hm. Sok banget lu nawar-nawar. Emang lu mau apaan? Awas aja ya kalo gue suruh buka CD jua. Gue OGAH. Mending lo gue aduin kini ke Cynthia.” Balas Rini lagi.
“N-ngga ngga kak rin, ga itu kok. Hmm.. apa ya.. Buka itu aja deh..” Jawab Aldo terbata-bata.
“Buka apaan?” Tanya Rini lagi tidak sabar.
“Tururin branya aja kak rin. Dikit aja, b-biar Aldo on lagi.” Tawar Aldo malu-memalukan.
sial , pikir Rini terdiam sesaat. Rini sebenarnya masih ingin melihat penis Aldo sampai ejakulasi nanti, namun mendengar tawaran Aldo Rini jadi menimbang-nimbang sendiri permintaan tadi.
“Oke, fine. Sebelah aja tapi ya. dan sedang satu syarat. 10 mnt Ngga keluar juga, lo gagal.” Ucap Rini menyetujui permintaan aldo.
Aldo mengangguk-angguk cepat girang. Rini dengan agak kesal membuka semua kancingnya dan menurunkan sebelah tali bra nya. Aldo sedang gugup mengintip-intip tidak sabar. Rini melirik sedikit kearah Aldo, dan dengan perlahan meloloskan tali branya, dan mengeluarkan sebelah payudaranya berasal kembali cup bra. Mata Aldo melotot nyaris copot memandangi nanar payudara Rini yg menggantung bebas di udara, dan pucuk payudaranya yg berwarna merah agak coklat.
Gairah Aldo bangkit lagi. Dikocok-kocoknya penisnya sedang semangat tanpa disuruh. Rini terkekeh melihat ekspresi wajah Aldo yang begitu cabul. dia tahu apa yang diinginkan Aldo. dengan keletah Rini makin mencondongkan sebelah payudaranya yg terpampang menantang Aldo. kemudian sedang lembut Rini menjawil sendiri puting susunya dengan telunjuknya, dan mendesah mungil.
“Aduh.. geliiiii….”
Aldo makin kesetanan melihat aksi Rini. dengan napas menderu ia berbisik ke Rini.
“Terus kak Rin, colek lagi kak.. Cubitin kak…”
Rini tersenyum nakal mendengar permohononan Aldo. sedang perlahan Rini mencubit putingnya yang kenyal dan memuntirnya perlahan sambil seraya mendesah manja.
“Awh, do.. uuunnnch…”
Rini menggeliat manja sengaja memancing ereksi Aldo lebih lagi. Sialnya hari itu memang Rini sedang horny, apalagi rencananya buat bercinta sedang Randi pula batal. Maka itu rangsangan pada putingnya itu dan show Aldo didepannya diam-diam malah ikut memancing nafsunya sendiri. kini bahkan Rini keterusan buat mencubit-cubit mesra putingnya sendiri sembari asyik menonton onani Aldo.
Ditengah gelora nafsu Aldo melihat tatapan Rini yang juga sekarang sayu. Bak ditimpa durian runtuh, kini Aldo melihat Rini melepaskan cup bra yang satu lagi, dan menggelitiki putingnya yang satunya lagi sampai kini Rini asyik memainkan kedua puting susunya didepan Aldo.
“Ouh kak Rini, seksi banget kak.. Terus kak cubit kak.. Mmhh. enak ya kak?” Pancing Aldo.Rini tidak menggubris bisikan Aldo serta terus asyik merangsang dirinya sendiri. Nafsunya kini sudah bangkit, celana dalamnya terasa begitu hangat sang hawa nafsunya sendiri. Tenggorokan Rini terasa kering dampak gairahnya yg telah naik. Rini mengumpat pada hati sebab ia jadi ikut terangsang. Rini sebagai gemas sekali sang penis Aldo. akan tetapi ia masih berusaha menahan diri. cita rasanya ingin dia eksklusif menyambar serta mengisap penis Aldo hingga ke tenggorokannya serta menelan habis sperma Aldo. pasti legit sekali cita rasanya, pikir Rini dalam hati.
“Kak Rin, Aldo pegel nih kak tangannya..” ujar Aldo lirih. “Bantuin dong kak Rin gantian, pleasee…” ujar Aldo mencoba peruntungannya.
Rini melirik Aldo tajam.kesal sekali Aldo seakan tahu pikiran pada kepalanya. Diantara gelombang nafsu seperti ini, dia jadi galau terombang-ambing. Brengsek! Pikir Rini pada hati.
“Hm! dasar lu do, Sini cepet!” jawab Rini singkat sembari berusaha tetap cool.
Aldo berbunga-bunga seakan bermimpi pada siang bolong. sedang gugup ia melangkah mendekat, mencodongkan pinggulnya kedepan. Rini pun tidak kalah gugup menjelang tangannya menyentuh batang keras Aldo. Aldo menggelinjang pelan penuh kenikmatan waktu tangan Rini menggengam penisnya. Nyaris saja Aldo ejakulasi merasakan halusnya tangan Rini. Rini mendesis gemas sembari menyapu jengger Aldo sedang jempolnya. Rini jadi terkesima oleh diameternya yg ternyata nyaris tidak muat dalam genggamannya. Terasa betapa kokoh serta kerasnya penis Aldo dalam genggamannya.
dengan pelan Rini mulai mengocok penis Aldo naik dan turun. Aldo menggigit bibirnya sendiri tidak kuasa menahan kenikmatan. Rini menjadi makin bersemangat oleh desahan tertahan Aldo. Ingin cita rasanya ia cepat-cepat melihat ejakulasi Aldo. Rini meludahi tangannya sendiri buat melicinkan kocokannya. Aldo terbelalak dan mendengus nafsu melihat kebinalan Rini mirip itu.
“Awghh… k-kak Rin.. lezat bangettt… suerr…” ceracau Aldo.
CLOK!
CLOK!
CLOK!
CLOK!
bunyi kulit penis Aldo bergesekan dengan telapak tangan Rini yang basah oleh liurnya sendiri. Rini bahkan menambahkan liurnya lagi serta pribadi meludahkannya keatas kepala penis Aldo demi melicinkan lagi kocokannya.
“Kak Rin, j-jilat dikit dong kak.. saya dah mau keluar nihh.. Sshmmmm” rayu Aldo lagi.
Shit, pikir Rini dalam hati. Sebenarnya memang Rini sedari tersebut sudah terpancing buat melakukan hal tersebut, tetapi tentu Rini tak mungkin merendahkan harga dirinya serta meminta duluan, akan tetapi kini posisinya Aldo telah meminta, jadi Rini berpikir apakah ia akan mengiyakan permintaan Aldo atau tidak. namun dilain pihak Rini pula begitu ingin mengecap sperma Aldo pada mulutnya. Akhirnya didesak sang nafsu ereksi, Rini mencondongkan kepalanya maju.
“Hmmhh.. sialan lu do! errrghh.. sini deh cepet! Slurp… mhhhhmmm… chuppp..”
Rini dengan sekejap mengemut penis Aldo serta mengisapnya bak permen lolipop. Aldo mengejang-ngejang keenakan. Baru kali itu dia merasakan nikmat itu. Dilain sisi Rini pula menikmati mengisapi batang penis milik Aldo itu. Bagaimana Rini harus membuka mulutnya lebar-lebar demi memasukkan batang penis Aldo kedalam mulutnya.
“Fuwaaahhmmm… mhmhhhhhmm… slrrrpppp…”
Rini melepahkan peler Aldo ke seluruh permukaan bibirnya. Digenggamnya penis Aldo serta dijilatnya batang Aldo mulai dari pangkal, sampai ke pucuk helmnya, diakhiri dengan kuluman dalam mulutnya, menghasilkan Aldo kocar kacir. Rini mengeluarkan pengalamannya demi membentuk Aldo bertekuk lutut, sialnya Aldo bisa begitu bertenaga menunda orgasmenya hingga Rini harus berupaya ekstra.
Akhirnya Aldo tak mampu lagi menunda orgasmenya. Diujung residu perlawanannya, Aldo tiba-tiba menjambak rambut panjang Rini sedang kencang, serta menghentakkan pinggulnya pada-dalam. Rini yg samasekali tidak siap hanya bisa mencengkram pinggul Aldo waktu penis gagah Aldo terdorong melesak jauh kedalam tenggorokannya. Aldo dengan gilanya menggagahi tenggorokan Rini tanpa ampun, menghasilkan Rini tersedak dan terbatuk-batuk hebat.
kaya di pada video porno hardcore, Rini hanya mampu pasrah tenggorokannya diperkosa Aldo. Diantara keberingasan itu Rini anehnya malah makin terangsang, diam diam ia menyukai perilaku beringas Aldo ini. Makin dia terbatuk-batuk sesak napas, makin nikmat cita rasanya hingga basah sendiri celana dalam Rini.
“Hmmmmmhhh! Makan nih peju gue… ssshhghghggg….gggghhhhh…….”
Aldo meregang sambil membenamkan pelirnya dalam-pada pada ekspresi Rini. Cairan sperma Aldo yg berlimpah membanjiri rongga ekspresi dan tenggorokan Rini. penis Aldo berkedut-kedut menyemburkan benihnya seakan ekspresi Rini artinya rahim yg hendak dibuahinya. Rini yang kehabisan napas, tersedak oleh pelir, serta sperma hanya bisa pasrah dalam kenikmatan. saat Aldo usai merampungkan orgasmenya, ia mencabut penisnya serta merta dan terhuyung kebelakang terduduk pada kursi komputernya lagi.
“OHOK! OHOKK!!! HOEKK!!!… FYUHHHH… aahgghhhh… ohok.. Ohok…”
Rini terbatuk-batuk hebat saat paru-parunya yg nyaris meledak diisi balik sang oksigen. Ludah, dahak, dan sprerma kental dikeluarkan olehnya ke lantai. Rini mengelap bibirnya yg belepotan campuran aneka macam cairan, serta juga mengelap butiran airmatanya yg menetes ke pipi. Aldo tak lagi sanggup berdiri serta hanya mampu terduduk sembari mengelap penisnya sedang tissue.
“Cuhhh… hhhh…hh… brengsek lu do.. Hhh.hhh..” umpat Rini disela-sela napasnya masih dengan bunyi serak.
Aldo buru-buru bangkit serta mengambil tissue bersih demi membantu mengelap bibir Rini yang masih tidak karu-karuan. Aldo sedang penuh perhatian membantu mengelap residu-residu kebrutalannya tadi. Rini dengan pandangan kesal melirik tajam ke arah Aldo.
“Maap kak… Aldo kebawa suasana.. Maap yaah .Abis kak Rini hebat banget sih nyepongnya. Aldo jadi ga bertenaga..” Ujar Aldo sambil malu-membuat malu
“ya bertenaga sih, tapi ga deephtroat juga kali gue kan kaget. untung aja ga keluar semua makan siang gue tadi.” dengus Rini kesal.
“Iya deh maap ya kak Rin, nanti besok-besok ga gitu lagi deh.. Janji. Hehe” rayu Aldo.
“IH, enak aja besok-besok lagi. Sorry ya.. cukup sekali ini. Huuu..” cibir Rini sembari masih tersengal-sengal.
“Jangan gitu dong kak nih, haha. enak kan kontol Aldo? Buktinya kak Rini ngisepnya menghayati banget tersebut..” ujar Aldo sambil tersenyum-senyum.
“Halah, kepedean lu do. Namanya orang sange ya pasti menghayati lah…” cerocos Rini lagi.
“Hoooooo jadi tadi sange jua toh? Kesian dong kak Rin belom keluar.. karena Aldo baik, sini gantian Aldo bantuin, Kak.” goda Aldo sambil tersenyum-senyum girang.
“EH EH mo ngapain lu do? Ih lepass!”
Aldo segera merengkuh tubuh Rini serta merebahkannya ke kasur. Terasa sekarang sang Rini betapa badan Aldo yg jauh lebih besar ketimbang tubuhnya dan dapat dengan mudah menahannya pada kasur. Aldo dengan memaksa menciumi telinga serta leher Rini. Bahkan tangannya Aldo pula kini ikut menggerayangi dada Rini.
“do.. do udah do udah, iya iya ampun ampun. Oke oke tenang pliss..” mohon Rini berusaha menghentikan agresi Aldo.
“Kenapa kak Rin? Hmmmm…mmmuach… kan Aldo cuman pengen bantuin kak Rini aja, ga enak dong Aldo tadi udah keluar duluan kak Rini belom.. Mmmmwach..” ujar Aldo terus menyerang tengkuk Rini.
“Oke, oke deh, lo boleh bantuin dengan satu syarat.. akan tetapi lo jangan masukin ya do. Lo jilatin aja ya… okeee? Hmmm..” Rini berusaha menghindar, Rini merasa terpaksa menyerah ketimbang Aldo terus menyerangnya serta malah membuat dirinya makin lengah.
“Hmmmm.. Muach.. Okedeh… hehe. Sini kak aldo jilatin kak.” ujar aldo bersemangat berkiprah melepaskan cengkramannya.
Rini menghela napas mengatur napasnya lagi. Nyaris saja Rini pasrah sang serangan aldo. aldo nampak begitu bersemangat tersenyum-senyum membuat Rini geleng-geleng kepala. Rini dengan ogah ogahan melepas roknya hingga jatuh ke lantai. ia rapatkan pahanya supaya aldo tidak mampu melihat bercak basah dicelana pada pink nya.
“Eh, eh, kak kok di tutup? Nanti dong kalem.. Hehe. aldo pengen jilat yg ini dulu..” Ujar aldo seraya meraba payudara Rini. Sialan pikir Rini, kali ini malah keadaan berbalik dirinya yg dimanfaatkan aldo.
dengan masih tersenyum-senyum cabul, aldo merabai payudara Rini. Ditariknya lagi Rini hingga dia jatuh terduduk diatas kasur. aldo dengan lembut menjawil puting susu Rini dari balik bra.
“Eghmmm..”
Rini menunda bibirnya kedap-rapat supaya tidak kelepasan mendesah. aldo tentu tak akan pikir 2 kali buat memanfaatkan Rini habis-habisan. sekarang 2 telunjuk aldo bermain di ke 2 puting susu Rini yg elastis . Rini berusaha cool duduk pada tepi ranjang. aldo beralih kebelakang Rini, dan mulai mencubit pelan serta memuntir-muntir puting Rini lembut. Untunglah pikir Rini, karena aldo jadinya tidak bisa melihat ekspresi Rini yg mulai terpejam-pejam dimainkan putingnya oleh aldo.
aldo terus memancing desahan Rini buat keluar. di posisi belakang, aldo diam diam kembali menciumi leher Rini penuh nafsu. Rini tidak kuasa menggelinjang merinding tatkala aldo mempermainkan tubuhnya mirip itu. Secara naluriah Rini melingkarkan lengannya kebelakang merangkul leher aldo. aldo begitu girang melihat gelinjang manja tubuh Rini dipelukannya. Selama ini dia hanya bisa bermimpi bercinta dengan wanita lebih tua, serta kini khayalannya jadi kenyataan, apalagi dengan Rini teman kakaknya yang paling seksi serta sebagai khayalan onaninya selama ini.
“Mhhmm.. do, gila ah do geli banget gue….” ceracau Rini dalam kenikmatan.
aldo dengan giatnya terus mencubit, menjawil, mengusap, serta menarik puting Rini yg makin kenyal. Lidahnya menari-nari dileher dan kuping Rini membuatnya bergetar keasyikan. Rini tidak habis pikir bagaimana anak SMP ini bisa sebegitu hebat seperti kekasihnya sendiri.
lalu secara perlahan sebelah tangan aldo merayap kebawah serta membelai paha Rini. Rini yang telah tipis kesadarannya hanya mengikuti bimbingan tangan aldo buat membuka kedua pahanya. aldo mendesis gemas merasakan hangat dan basahnya celana pada Rini. Rini menoleh kearah aldo dan segera gigit bibir aldo penuh nafsu ketika jemari aldo merabai kemaluannya yang lembut.
“Ahh.. anget banget kak. enak ya dimainin aldo?” tanya aldo mesra.
Rini menjawab sedang pagutan yang sangat mesra pada bibir aldo sembari badannya menggigil merinding ketika aldo terus menjamahi kemaluannya. aldo yg pula telah gemas menelusupkan tangannya masuk kedalam celana pada Rini. Rini yg kalap menjambak rambut aldo serta menciumnya makin pada ketika jemari aldo mengusap bibir vagina Rini yang berlendir.
“Ssshh.. Itilnya do, itilnya mainin plis..” Mohon Rini.
“Ini yah? Ini kak? Hmmm?”
“Aggghhh do….”
Rini meringis penuh kenikmatan sewaktu ujung jari tengah aldo menelusup diantara celah vaginanya dan mencolek tonjolan berkerudung di sudut atas kemaluannya. Badan Rini bergetar seakan dialiri listrik dari ujung kepala sampai ujung kaki mana kala aldo menjilati mesra klitoris Rini. kini bahkan ke 2 kaki Rini berjinjit mengangkang pada pinggir kasur menghasilkan aldo makin leluasa mengerjainya.
“Ahmmm… gila do enak bangettt.. Terusin do… kocokin memek gue do…”
aldo segera memasukkan jari tengahnya kedalam rongga kemaluan Rini. Sangking basahnya sedang simpel jari aldo menelusup masuk. aldo baru kali itu merasakan bentuk isi vagina. sungguh licin, berdaging, serta tentu saja basah. aldo mengorek-ngorek penuh rasa ingin memahami isi dalam vagina Rini. kini posisi mereka berdua kembali berpindah, Rini merebahkan diri diatas kasur mengangkang sementara aldo diantara kedua kakinya terus mengorek-ngorek vagina Rini.
“Doooo.. Gilaa…do…auhh terus do…. Mhmhh..”
Rini merengek-rengek liar saat aldo memasukkan jari ke 2 kedalam vagina Rini dan lalu menyeruput klitoris Rini sedang sedapnya.
“Shrrrrppppppptttt…..”
Rini menggelinjang binal dibuatnya. Disodok jari aldo kedalam vagina Rini dengan beringas.
“YESH!! UGHH FUCK.. Kasarin gue do, kasarin do.. Ouggghhh fuck me!”
aldo tersenyum girang luar biasa mendengar teriakan garang Rini waktu ia menyodokkan tangannya dengan kasar. aldo merasa kedua jarinya diremas-remas kencang oleh dinding vagina Rini. Rini mengerang mirip anjing sekarat tanpa diduga-duga Rini menyemburkan cairan encer dari dalam kemaluannya. aldo terbelalak kaget waktu Rini terus menerus mengencingi tangan dan. kasurnya habis-habisan hingga kasurnya basah menggenang.serta akhirnya Rini melepaskan jepitan pahanya serta melepaskan tangan aldo yang basah kuyup hingga ke lengannya. Baru kali itu aldo merasakan sendiri sensasi squirting yang selama ini hanya bisa dia tonton di film bokep. Rini megap-megap mencari napas selesainya mengeluarkan orgamse yg begitu dahsyat. aldo membiarkan Rini beristirahat sejenak mencari udara serta menikmati rasa klimaksnya. hingga akhirnya Rini kembali sadar dan melirik lembut kearah aldo.
“Sini do..” Panggil Rini lembut.
aldo mendekat diatas tubuh Rini serta kemudian secara naluriah Rini melingkarkan kedua kakinya di pinggang doo, serta mencumbui bibir aldo mesra. Rini sendiri merasa takjub aldo mampu membuatnya orgasme sekencang itu. Bahkan kekasihnya sendiripun jarang bisa membuatnya seperti itu.
“Belajar darimana lo kaya gitu? Kebanyakan nonton bokep lu ya.. Hihi.” Ujar Rini sambil mendekap manja aldo.
“Hehe, iya dong tapi ada untungnya kan? Buktinya aldo bisa bikin kak rin muncrat ampe segitunya..” kelakar aldo.
“Huu.. hoki lu bisa bikni gue begini.. Cowo gue aja gabisa. Mmwachh..” Ujar Rini lagi sambil balik mencumbu aldo manja.
“Haha.. berarti lebih jago aldo dong dari pada pacarnya kak Rini? Kalo gitu pacaran sama aldo aja kak.. aldo entot tiap hari deh janji..” rayu aldo nakal.
“Haha geer lu do, emang siapa yang mau dientot sama lo?”
“yakin gamau dientot kak? Udah keras lagi nih kak… tinggal bless aja..”
aldo terus merayu Rini sambil menggesek-gesekkan penisnya ke bibir vagina Rini. sekali waktu kepala penisnya menggesek klitoris Rini membentuk Rini balik menggelinjang geli. Terkadang bahkan kepala penisnya nyaris masuk kedalam vagina Rini yang telah merekah serta sangat licin. sambil keduanya terus bercumbu mesra tidak memperdulikan waktu.
“Emang lu bisa masukin do?” goda Rini sambil tersenyum keletah.
“Wah meragukan nih. Bener ya? aldo masukin nih… hmmmmm..”
“Coba aj–eggngnggghhhh….”
Rini seketika meringis waktu ketua penis aldo masuk sempurna kedalam vagina masih dalam posisi mereka berpelukan seperti tadi. aldo tersenyum penuh kemenangan melihat Rini meringis keenakan. Hanya dengan sekali dorong, setengah penis aldo telah merangsek masuk kedalam liang vagina Rini. aldo merasa birahinya naik lagi dengan cepat merasakan sensasi kenikmatan yang baru kali ini dia rasakan seumur hidup nya. seluruh kenikmatan onani yg dia rasakan tidak sebanding sedang nikmatnya vagina asli.
“aldo.. kok langsung masuk sihhh.. kak Rini belom siap..” Protes Rini dengan manja. Nadanya sangat lembut tidak seperti yg tadi-tersebut.
“tadi kak Rini nantangin.. sshhh.. aldo masukin lagi yah? ughh..” ujar aldo mendesis-desis keenakan penisnya dijepit vagina Rini.
aldo dengan perlahan menggerakan pinggulnya maju menekan penisnya masuk lebih dalam ke vagina Rini. Rini merengkuh leher aldo kencang merasakan batang kokoh itu masuk semili demi semili kedalam rongga kemaluannya. sampai akhirnya dirasa btg penis aldo tertanam seluruhnya dalam vagina Rini. aldo berdiam sejenak menikmati sensasi seluruh penisnya yang terbungkus rongga vagina Rini. Begitu juga Rini yg menggeliat-geliat merasakan vaginanya penuh sesak oleh penis aldo. Terasa begitu nikmat selisih diameter antara penis aldo dibanding milik kekasihnya, dimana vagina Rini belum pernah merenggang selebar itu sebelumnya.
“Gede banget do…” bisik Rini tanpa sadar oleh rasa takjub. aldo jadi akbar ketua mendengar pujian mirip itu, apalagi ini adalah pengalaman seks dia yg pertama.
dengan percaya diri aldo mulai menggenjot Rini dibawahnya. aldo dengan cepat bisa menyesuaikan diri serta menggerakkan pinggulnya maju mundur berirama.
POK.
POK.
POK.
POK.
POK.
bunyi tamparan daging bertemu daging menggema pada ruangan. Diselingi pula suara nafas tersengal-sengal serta desahan lirih manja 2 manusia yg bersama-sama mereguk kenikmatan. aldo sedang fokus menghantamkan pinggulnya maju mundur, dengan Rini dibawahnya makin kalang kabut. Keringat menetes deras pada tubuh mereka, begitu juga cairan pelumas yg merembes makin banyak keluar asal sela-sela bibir kemaluan Rini.
“Sshh.. sini kak rin gantian kak, entotin aldo yah.. hehe..” Ujar aldo sembari merengkuh badan Rini.
Masih pada posisi missionary, aldo merengkuh badan Rini kini posisinya Rini duduk dipangku diatas aldo berhadap-hadapan dengan aldo berada dibawah. Rini dengan cepat menyesuaikan diri serta mulai menggerakkan bagian bawahnya yang masih tertancap penis aldo.
“Ughhh.. dalemm..” bisik Rini manja.
dalam posisi berpangkuan seperti itu terasa penis vertikal aldo menancap dalam. Rini mulai menggerakkan pinggangnya naik turun sebab masih lemas terasa pahanya. aldo sedang tabah memegangi ke 2 bongkah pantat Rini serta membimbingnya berkiprah naik turun. dengan ulet Rini menunggangi aldo sembari terus meracau dan mendesah.aldo yg masih belum puas bermain dengan Rini, menggiring Rini ke pinggir kasur dan mengaitkan ke 2 tangannya dibawah kaki Rini. Rini yg lemas hanya mampu pasrah kebingungan ketika aldo serta merta sedang gagahnya menggendong Rini didalam dekapannya.
“Ahhg do, mo ngapain..?”
aldo tidak menjawab dan hanya langsung memposisikan penisnya lagi pada bibir kemaluan Rini. dengan sekejap aldo lalu bisa melesakkanya lagi pada ke kemaluan Rini masi pada posisi berdiri menggendong Rini seperti itu.
“AUGH!!”
Rini melolong antara ngilu dan nikmat waktu aldo lagi-lagi menghantamkan pinggulnya kedepan. Rini hanya mampu berpegangan bertenaga-bertenaga di leher aldo saat badannya terayun-ayun kedepan serta belakang. Memanfaatkan gravitasi, aldo mengayun Rini maju mundur. Badan Rini terombang-ambing terus menerus dihantam oleh aldo yang beringas mirip kuda liar. Baru terasa oleh Rini betapa aldo telah jauh tidak selaras dari yang dulu. Bocah mungil ingusan itu kini sudah berubah menjadi laki-laki dewasa yang bisa mempermainkan dirinya seperti boneka seks dengan mudahnya.
Rini bergetar kejang-kejang mana kala kemaluannya kembali mulai berkedut kencang, dirinya nyaris mencapai orgasme lagi. Nikmat yg menjalar di seluruh bagian bawah tubuhnya, ditambah lagi posisinya yang masih mengangkang dalam gendongan aldo makin membentuk kakinya mangkat rasa. Sedangkan aldo masih dengan gagahnya menggendong Rini pada posisi berdiri. Badannya yang berotot dengan derasnya keringat yg mengucur.
“do.. aldo… aldo!!”
Rini memekik kencang memanggil nama aldo manakala akhirnya banjir deras dari dalam rahim Rini balik tercurah kencang. Pinggul dan pantat Rini mengejan-ngejan dan meliuk-liuk manakala curahan air balik menyembur berasal residu-residu sela pinggir vaginanya yang tertancap keras batang aldo. aldo dengan kalem menikmati tumpahan air yang mengalir membasahi paha sampai kakinya. aldo tersenyum melirik ekspresi Rini yg begitu keenakan diterjang orgasme, matanya terpejam-pejam serta bibirnya 1/2 menganga sedang rambut terurai basah oleh keringat.
aldo sedang perlahan kembali menelentangkan Rini pada kasur yang nyaris melorot karena tidak mampu lagi menyangga dirinya di pelukan aldo. Rini yg masih mengambang diantara kesadaranya hanya mampu terkangkang pasrah lemas diatas kasur. Baju seragam putihnya telah kusut tak karuan, mirip pula rambutnya yg kusut sang keringat. Vaginanya yg senantiasa masih berkedut menggembung, yang meski masih mengkilat basah, namun merah merona oleh sodokan tidak henti-henti asal aldo. aldo sedang bangga menyaksikan akibat kemenangannya atas Rini, melihat dirinya yang terkulai lemah seperti pelacur yg habis diperkosa semalaman. Gairah aldo balik bergelora ketika membayangkannya.
“Kok udah lemes? Masih belom terselesaikan loh. aldo masi belum keluar lagi nih..” Ujar aldo seraya membaringkan badan disebelah Rini dan mengelus rambutnya yg berantakan. Rini mendengking pelan menghindari usapan tangan aldo di kepalanya seolah berusaha menampik rayuan aldo, badannya terasa sangat lelah, serta selangkangannya terasa amat pegal. cita rasanya Rini enggan buat meladeni nafsu bejat aldo yang ternyata diluar dugaan Rini itu. dengan gemas aldo menjambak rambut Rini dan berbisik kasar.
“ayo. Gue masih pengen ngentotin memek lo nih. Mmmmuach..” Ujar aldo dengan nada mengancam seraya mencium paksa bibir Rini. Rini seketika ciut mendengar perkataan aldo barusan. dia tidak menyangka aldo mampu membuatnya ketakutan seperti itu.
“Mmmggghh..! Udah do.. Please..” Mohon Rini sepenuh hati. Didorongnya aldo menjauh melepaskan ciuman mereka. namun aldo yang sekarang telah berubah menjadi hewan buas, tidak peduli permohonan Rini. aldo kemudian besimpuh dan dengan garangnya dia menarik kepala Rini buat menyuapkan batangnya yang masih keras kedalam lisan Rini.
“MMFHGHGHHH!!”
Rini balik gelagapan dipaksa menelan batang pelir aldo yang masih tegak perkasa. dengan gagahnya aldo mengangguk-anggukkan kepala Rini, memaksa penisnya keluar-masuk dengan kasar pada mulut Rini.
“MMHHGHFFGG…MMMGGMHFF…MMH–FWAAHHH…”
sehabis puas melicinkan penisnya dengan liur Rini, aldo pun mengangkat badan Rini hingga Rini didepannya. “PLAKKKK!!” tamparan keras mendarat pada bongkahan pantat Rini. “Anngggghh!” Rini meringis mencicipi rasa panas di bokongnya. Lagi-lagi sedang gagahnya aldo meraih pinggul Rini, dan dengan tanpa ampun aldo menelusupkan batangnya balik kedalam kemaluan Rini dengan kasar.
“NNGGHHH!”
Rini mendengus ngilu ketika pada sekejap seluruh batang penis aldo kembali bersarang dalam kemaluannya. Tanpa basa-basi aldo segera menggenjot kemaluan Rini sekua-kuatnya serta sekencang-kencangnya.
PLAK!
PLAK!
PLAK!
PLAK!
PLAK!
“Annnnghhhhhh ammmpuunn do.. Amp–ngaaahhh!”
Rini terjungkal-jungkal kedepan mirip boneka tidak bernyawa dipacu liar sang aldo. aldo dengan buasnya menghantam Rini tanpa ampun, seakan-akan memang tengah sedang pelacur murahan. dalam keadaan itu Rini malah balik merasakan birahinya kembali naik. diam diam Rini pula ikut menikmati sensasi kasar ala aldo terhadap dirinya yang baru pertama kali ini dia nikmati seumur hidupnya. Selama ini kekasihnya selalu bercinta dengan sangat lemah lembut, dan jujur membuat Rini menjadi bosan. perilaku kasar serta beringas aldo ini tidak sama 180 derajat dari yg biasa dia rasakan, dan anehnya Rini malah lebih menikmatinya.
aldo meraih rambut Rini lagi serta menjambaknya kebelakang seperti tengah menunggangi seekor kuda. “Ahhhhhgg!” Rini meringis serta mendongak mengikuti tarikan rambutnya. aldo berdesis-desis menikmati kuda liarnya itu, sang kuda binal yg selama ini hanya jadi objek masturbasinya belaka.
“Shhhh..aahhh…ssshhhh……sshhhhhhh…..uuuhhhh….yeaaahhh…”
sekarang aldo bahkan meraih leher Rini serta mencekiknya sampai badan Rini ikut tertarik kebelakang Posisi badan mereka kini sama-sama berlutut dengan aldo masih terus menghajar Rini dari belakang tanpa ampun. aldo mencekik leher Rini kuat sembari lidahnya menyapu serta menghisap telinga Rini dari belakang.
“Hmmmghh.. Sshh.. enak kan kak Rini? Hmm? enak ngga aldo entotin gini?!” Bisik aldo seraya
masih tetap tangannya melingkar di leher Rini. Rini yang balik melayang-layang diterpa kenikmatan hanya bisa mengangguk lemah dengan mata 1/2 tertutup. Sebelah tangan Rini bahkan melingkar kebelakang seolah berusaha memegangi pantat aldo, tak rela bila aldo mengendurkan genjotannya. Rini begitu larut pada kenikmatan sampai tidak lagi mampu mengatakan-kata.
“Mau ngga aldo entotin tiap hari gini? Hah? Mau ngga? Jawab gue, perek!” Bisik aldo kasar. Panggilan kasar itu seakan melecut Rini semakin keenakan. Semakin kasar aldo, semakin birahi Rini berkobar.
“Agh-agh-agh-m-mau-do-agh-agh-agh” Jawab Rini terbata-bata akibat guncangan kasar aldo menyetubuhi dirinya.
“Shh–aah… kalo gitu-shh–terima nih.. P-peju gue.. Urghhh!!”
aldo dengan dan merta tidak lagi berusaha menahan laju orgasmenya. Bendungan sperma yang sedari tadi dia tahan, dia curahkan seluruh kedalam rahim Rini. Rini dengan syahdu menerima semburan demi semburan cairan panas didalam liang kemaluannya, hingga titik terakhir. dan akhirnya mereka berdua pun ambruk saling bertindihan. serta tak usang keduanya sama-sama memejamkan mata serta terlelap.
Rini terbangun kaget terduduk. Badannya terasa remuk namun dia juga merasa amat segar. Diliriknya handphone nya yang tergeletak jatuh ke lantai. 12 Misscall, dan puluhan pesan masuk dari kekasihnya. ia samasekali lupa dengan kekasihnya yang tak kunjung ada kabar. Sejenak dia panik hendak beralasan apa nanti pada kekasihnya, mana mungkin ia mengaku setelah bercinta dengan adik temannya sendiri? namun saat dia menoleh kesamping, dia melihat aldo yang masih terlelap. Sekelebat aksi bercinta mereka selama 2 jam tadi balik merasuk pada ingatan Rini. serta entah mengapa Rini jadi tidak perduli dengan semua urusan yang lainnya. Dikecupnya bibir aldo lembut sembari dia tersipu malu dan Rini pun balik merebahkan diri disebelah aldo.
~Tamat~