Cerita Bokep Salah masuk kamar hotel
Cerita 18+, Cerita Bokep, Cerita Sex binal, Cerita 18+, Cerita dewasa, Cerita Sange, Cerita sex, Fantasi
ceritasange.com – nama ku aldo, aku seorang pekerja pabrik di kota dan sudah hampir setahun aku di sana. usia ku 20 tahun, dan masih jomblo dengan tinggi 170 cm dan berat 65 KG.
setiap tahun, pabrik tempat ku bekerja selalu memberikan jatah libur seminggu penuh untuk karyawan. aku memutuskan untuk liburan sendiri ke pantai. begitu gajian turun, aku langsung cepat2 pulang, membereskan baju2 ke dalam koper dan siap berangkat. aku naik bus dan perjalanan terasa cepat sekali, hanya setengah jam saja.
setiba nya di pantai, aku langsung menuju resepsionis untuk memesan kamar hotel. saat sedang bicara dengan petugas, mata ku tertuju pada wanita yang baru saja bangun dari tempat duduk nya. dia cantik sekali, dengan tinggi sekitar 160 cm. aku diam sebentar, sampai suara nya mengagetkan ku.
“ada yang bisa di bantu pak?”
“ehh iyaa, saya mau pesan kamar”
“mau pesan yang mana pak? kita di sini ada 3 tipe kamar”
aku benar2 salah tingkah dengan kecantikan nya yang membuat ku jadi susah fokus memilih kamar.
“yang menengah aja”
“baik pak, harga nya 700rb ya pak”
aku langsung membayar nya
saat dia sedang mengetik komputer resepsionis, aku diam2 melirik nama nya yang ada di saku baju nya. lina. aku juga tak bisa menahan diri untuk tidak memandangi badan nya yang sangat proporsional. meskipun menggunakan seragam kerja, badan nya tetap terlihat seksi. aku terus menatap nya sampai dia selesai mengetik. akhir nya, lina melihat ke arah ku dan memberikan kunci kamar dan berkata
“selamat menikmati hotel kami”
aku mengambil kunci itu dan segeran menuju kamar. saat sampai di kamar, aku langsung merebahkan diri ku di ranjang, bayangan lina masih berputar2 di kepala ku. aku berusaha untuk tidak memikirkan hal2 yang tidak baik, tapi titit ku malah berontak. akhir nya aku melorotkan celana jeans ku dan celana dalam ku sampai ke paha. titit ku pun sudah berdiri tegak. aku mulai memegang megang titit ku sambil membayang kan lina. tak tahan lagi aku mulai mengocok titit ku perlahan. setelah beberapa saat, kamar ku terasa panas, jadi aku bangun dan melepaskan semua baju ku.
aku baru saja ingin memulai nya lagi, tapi tiba2 pintu kamar ku terbuka. aku kaget, cepat2 pakai baju ku, tapi semua nya sudah terlambat. seorang wanita masuk dan melihat ku telanjang. wanita itu kecantikan nya membuat ku terpana melihat nya. kami saling bertatapan sebentar, lalu dia bicara.
“apa bener ini kamar no 235?”
aku kaget mendengar nya. biasanya kalo wanita melihat laki laki telanjang dia akan teriak dan langsung pergi menutup pintu. tapi dia berbeda. dalam kebingungan, aku tak tau harus menjawab apa. aku masih telanjang dan memberanikan diri berkata
“tolong masuk dan tutup dulu pintu nya”
perasaan ku buyar, apa yang baru ku katakan tadi itu apakah benar atau salah?. wanita itu tersenyum, lalu masuk ke kamar ku, setelah menutup pintu, dia bertanya lagi
“bener ini kamar no 235?”
aku menarik napas dalam2 dan menjawab “bu… bukan ini kamar no 233”
bukan nya malah pergi dia malah mendekati ku yang masih telanjang dan berkata
“kenapa kamu masih telanjang?” pertanyaan itu membuat ku menjadi bingung sekali, tapi juga membuat ku jadi ada keinginan untuk segera bergulat dengan nya tapi di sisi lain aku ketakutan karena ini adalah pengalaman pertama ku.
tangan nya mulai membelai pinggul ku dengan lembut. aku masih tidak tau harus berbuat apa. kemudian tangan kiri nya menyentuh titit ku dan dia bertanya
“kamu pernah sex?”
aku tak menjawabnya, malah aku langsung mencium bibir mungil nya dengan tergesa2.
aneh nya dia membalas ciuman ku dengan lembut dan hangat. aku pun kaget dengan apa yang ku lakukan, karena aku tidak memerintahkan nya untuk berciuman. lidah nya mulai menjulur, mencari lidah ku, dan aku pun membalas nya. setelah beberapa saat berciuman, dia melepaskan diri dan berbisik di telingaku
“tenang aja kok, malam ini kita bakal senang2”
dia membuka semua baju nya dan melemparkan ke lantai. di depan ku terlihat 2 bukit kembar yang lumayan besar. aku menelan ludah, terkagum melihat badan yang indah di depan ku. dia mendorong ku ke ranjang dan aku pun terbaring, dia lalu mulai mengusap titit ku
“ahh” desah ku
“enak kan mas?”
“ahh enn…” belum selesai aku berkata dia sudah memasukkan titit ku ke dalam mulut nya.
dia terus mengulum titit ku, membuat ku terus merem melek dengan nafas yang sudah tidak beraturan.
“ahh ah ahh”
aku mengerang saat lidah nya menjilati lubang titit ku. dia terus melakukan nya, membuat ku merasa ingin keluar. beberapa saat kemudian, aku merasakan sensai gatal dan denyutak dari titit ku
“aa ku uu dahh ga kuat ahh”
aku langsung menyemburkan cairan sperma ku ke dalam mulut nya. cairan yang keluar sangat banyak dan seperti nya dia menelas sebagian spermaku. badan ku langsung lemas dan cape sekali rasanya ingin tidur.
“mas jangan tidur dulu dong mas!” teriak nya sambil menepuk dada ku
aku terkaget bangun, sadar bahwa aku sedan melakukan hubungan sex
“aku di buat lemes banget ya sama kamu, eh iya kamu siapa?”
“kalau mas mau tau aku siapa, mas harus ngelakuin nya sekali lagi sama aku, setuju ga?”
“iya deh” jawab ku dengan lebih percaya diri, lalu bangun dari tempat tidur ku untuk melanjut kan ronde kedua.
aku membalikkan badan nya, membuat nya terlentang di bawah ku. tanpa ragu, bibir ku menyentuh dada nya, aku mulai dari dada nya yang sebelah kiri, sementara jari telunjuk ku menekan lembut puting kanan nya.
sebuah desahan pelan terdengar “ahh”
aku terus memainkan puting kiri nya dengan lembut, mengisap nya perlahan, sambil jari tangan kana ku bermain di puting kanan nya. sensai itu membuat nya merem melek dan desahan panjang pun keluar dari mulut nya
“ahh ahh geli mas ahh geli ahh”
rasa cape yang tadi sempat ku rasakan seperti sudah hilang mendengar suara desahan yang nikmat itu. aku kembali bersemangat, meneruskan jilatan ku di dada nya. kadang ku mengecup, kadang aku mengisap dalam2, ingin merasakan nikmat seorang wanita sepenuh nya. setelah sudah puas dengan yang kiri, sekarang aku memainkan yang kanan, sama seperti yang kiri.
perlahan tangan ku bergerak menuju ke bawah, menyentuh bagian sensitif nya. aku mencoba meraih nya dengan tangan ku, tapi dia menolak nya, mengunci pahanya rapat2. aku mencoba lagi, tapi dia mengucapkan sesuatu, di iringi rintihan
“mass jangan dulu ahh mas saya masih perawan ahh”
aku tak memperdulikan rintihan nya, bibir ku mencari bibir nya, mencium nya, sementara tangan kiri ku masih memijit lembut puting kanan nya. setelah puas dengan ciuman di bibir, dan turun ke leher.
“gelii ahh mass ngilu ahh”
hasrat untuk segera menyelesaikan semua nya begitu kuat, tapi aku bingung, bagian mana lagi yang harus ku main kan agar dia benar2 sudah terbawa suasana. aku mendekat kan bibir ku di telinga nya dan membisikan nya
“sayang, aku mau cobain memek kamu”
“tungguu mass ahhh”
seiring dengan lemah nya penolakan nya, tyanga kanan ku mulai membuka paha nya. dia tidak lagi menolak, bahkan membuka paha nya lebih lebar. aku mulai merasakan kehangatan di bagian bawah nya. aku memegang nya dengan seluruh telapak tangan, menggerakan perlahan, naik turun mengikuti irama.
“ssshh sssttt”
aku memberanikan diri, mempercepat gerakan gosokan di bagian intimnya, sambil terus menghisap puting nya lebih dalam. hal ini membuat dia semakin terangsang, dan aku meraskan kelembaban di situ.
aku melepaskan ciuman dari puting nya, langsung menuju ke bagian intim nya. aku mengedus nya, merasakan wangi yang belum pernah ku cium sebelum nya. aku memulai nya dengan jilatan kecil di sisi memek nya, membuat nafas nya jadi tidak beraturan.
“ahhh ahh akuu ahh”
dia seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi aku tidak peduli, aku menjilati nya lebih cepat, terus menerus, sampai aku meraskan sesuatu seperti bola kecil keluar. aku tidak mengerti dan aku mencoba menjilati bola kecil itu dan tiba2.
“ahhhh gee liii ahhh mass ahhhh”
rintihan nya semakin keras, seperti sedang meminta pertolongan. dan aku mengerti sekarang, dia merasakan kenikmatan saat di jilat di area itu. dia mulai menjambak rambut ku, membuat ku sedikit keesakitan, tapi aku tidak ragu lagi. aku terus menjilati nya sampai tiba taib aku mendengar sesuatu
“ahh akuu ahh maa uuu keeluuuuaarrrrr ahh”
bersamaan dengan rintihan nya, aku merasakan cairan hangat keluar dengan deras. kepala ku di jepit erat oleh paha nya, membuat ku tidak bisa begerak. nafas ku terasa sesak, tak ada ruang untuk bernafas.
aku diam sebentat, mencoba memahami apa yang terjadi. beberapa saat kemudian, tangan yang menjambak ku melemas dan kaki nya yang menjepit ku pun terlepas. aku mengangkat ke pala dan melihat matanya perlahan terbuka.
“mas kamu hebat”
“kamu juga hebat sayang”
“mas kamu tau ga sebenarnya kamu salah kamar?”
aku yang agak bingung dan menjawab nya “ini kan kamar 235?”
“bukan ini kamar 233”
aku kaget setengah mati. baru saat itu aku sadar ternyata memang aku yang salah kamar
“nama kamu siapa?”
“aku celin mas”
setelah mengobrol sebentar, aku tidak bisa menahan diri lagi. aku langsung mendekat, mencium bibir nya dengan penuh perasaan, dan mulai kembali memain kan permainan kedua. lidah ku mulai bermain, mencari lidah nya. dia membalas nya dengan penuh gairah, seperti tidak mau kalah dari ku
aku terus memainkan lidah nya, sambil perlahan mengangkat setengah badan nya ke arah ku. kali ini, aku merasa lebih tenang tidak seperti tadi. aku melepaskan ciuman itu, lalu dengan santai muali menjilati lehernya, naik turun, menikmati setiap detik nya.
“ahh ahh ohh”
sudah puas dengan leher nya, pandangan ku mengarah ke dada nya. aku turun perlahan, mulai mencium dan mengisap dada kiri nya. aku menyedot nya pelan, mencium nya dengan lembut, sambil tangan ku meraba dan memijat dada kanan nya yang begitu indah. aku terus mengisap nya, bergantian kiri dan kanan, sampai membuat kedua nya basah.
“ahhh ahh ohhh geli masss ahh”
“mas coba masukin ahh, aku udah siap” katanya terbata2, penuh nafsu, saat aku sedikit menggigit puting nya dengan lembut. aku tersenyum dalam hati ku. aku tidak mau terburu2, aku mau membuat nya meraskan permainan ku yang penuh sensasi.
tapi dia tidak mau kalah, dengan sangat cepat, dia membalikkan badan ku dan sekarang dia di atas, menindih ku. aku hanya bisa pasrah mengikuti alur permainan nya. dia menunduk, menjilati puting ku dengan penuh semangat
“ahh ahh” desah ku mencoba mengangkat kepala nya, tapi dia menepis tangan ku, seperti memberitahu kalo ini giliran nya.
sudah puas menjilati, dia bangkit memegang titit ku dengan tangan gemetar, dan perlahan mencoba memasukkan titit ku ke dalam memek nya. aku terdiam, dia masih perawan, tapi begitu berani.
proses memasukkan nya tidak gampang. aku merasa ada hambatan, seperti sesuatu yang sulit di lewati. dia menekan perlahan, dan akhir nya masuk setengan titit ku. lalu dengan gerakan pelan, dia menggoyang dengan lembut.
“ahh ahh” desahan kami berdua
aku merasakan sesuatu yang aneh, seperti ada dinding di dalam memek nya, tapi kenikmatan itu mengalahkan segala nya. aku mengangkat pinggul ku, ingin masuk lebih dalam.
“ahh ahh” desahan kami sudah tidak beraturan
permainan kami ini semakin panas, tapi aku mulai merasa dia sedikit kesakitan. aku khawatir pada nya
“kamu kenapa? sakit ya?”
“aku udahh ahh”
“kenapa? kamu gapapa kan?”
“bukan perawan lagi, ayo lanjut kan sayang”
tiba2 aku merasakan sesuatu pecah, dan darah mengalir di perut ku. oh my god, aku baru sadar aku sudah mengambil keperawanan nya. rasa bersalah dan kenikmatan bercampur jadi satu di pikiran ku.
“maaf, aku engga tau” kata ku pelan
dia tersenyum kecil, matanya penuh nafsu. dia menekan dada ku, lalu mulai menggoyang lagi dengan ritme yang lebih cepat. aku tau dia tidak menyesal melakukan ini dengan ku.
“ayoo mas, lebih dalam lagi ahh, aku mau merasakan nya”
“ahh ohh” kami kembali terlena dalam irama penuh gairah dan nafsu ini, semakin cepat dan semakin dalam.
aku tak begitu jelas apa yang dia katakan, tapi dari caranya menggoyang dengan irama yang semakin cepat, aku tau dia sudah menikmati momen ini. permainan kami berlangsung lama, seperti lari marathon yang melelahkan. tiba2 aku merasakan denyutan di seluruh badan ku, seperti ada yang sudah siap meledak.
“celin ahh aku mau keluar” kata ku sambil terbata2, sambil memegang pinggul nya
“aku juga ahh ga tahan mas ahh”
tiba2 aku merasakan cairan hangat membasahi, membuat semua nya terasa licin. sensai itu membuat ku tak bisa menahan diri lagi
“ahh ohh” aku berteriak sekuat tenaga, menggerakan pinggul nya naik turun dengan cepat, lalu ledakan itu keluar juga, aku menyembur berkali2, mungkin 8 kali, kedalam memek nya. rasanya luar biasa sekali, sekaligus menguras tenaga ku. setelah beberapa saat, tangan ku melemas, dan aku melepaskan nya. badan ku terasa seperti habis lari mengelilingi kota. aku memejam kan mata dan tanpa sadar aku tertidur.
pagi hari nya, aku membuka mata ku, masih bingung dengan kejadian tadi malam, apakah itu mimpi atau nyata, aku melihat kiri dan kanan, lalu melihat nya sedang merapikan bajunya, seperti bersiap untuk pergi. aku memanggil nya dengan suara yang serak
“sayang kamu mau kemana?”
“kalau emang takdir nanti kita akan di pertemukan lagi kok mas” kata nya sambil tersenyum tipis dan melangkah keluar, aku terlalu lelah untuk mengejar, jadi aku memilih untuk tidur lagi. badan ku benar2 remuk karena semalam, di tambah aku tidak istirahat saat pulang kerja kemarin. saat bangun lagi, aku merasa lebih segar. aku memakai baju ku dan bersiap keluar dengan tas di tangan. di pintu aku memperhatikan nomor kamar. ternyata ini memang bukan kamar ku, kamar ku ternyata di sebelah nya. aku buru2 pindah dan menata barang ku
saat berjalan di lorong, aku melihat seorang petugas kebersihan laki2 menuju ke arah ku. aku menyapa dengan senyum pagi, lalu berlalu. tiba2 aku mendengar suara pintu di buka, aku melihat dan kaget itu kamar tempat aku dan dia semalam, aku berbalik berlarin menuju petugas itu
“tunggu pak, jangan bersihin kamar ini dulu”
“hah? ini kan sudah check out tadi pagi, ini kamar bapak?”
aku tergagap “bu bukan saya kira itu kamar saya”
dengan perasaan yang campur aduk, aku keluar dari hotel. aku makan siang sedniri, tapi pikiran ku kosong. sisa liburan ku terasa hampa sekali. aku hanya baring di kasur, menatap langin, di temani penyesalan dan bayang bayang semalam yang tak bisa ku lupakan.